Zohran Mamdani Unggah Surat Einstein Yang Muak Pada Terorisme Israel di Palestina, Ini Ulasannya!

- Minggu, 13 Juli 2025 | 15:40 WIB
Zohran Mamdani Unggah Surat Einstein Yang Muak Pada Terorisme Israel di Palestina, Ini Ulasannya!

"Saya yakin itu buruk," katanya saat itu.


Dua tahun kemudian, pada tahun 1948, dia dan sejumlah akademisi Yahudi mengirimkan surat kepada New York Times untuk memprotes kunjungan politisi Zionis berpandangan ekstremis Menachem Begin ke Amerika.


Dalam surat yang terdokumentasi dengan baik, mereka mengecam partai Herut (Kebebasan) pimpinan Begin, menyamakannya dengan "sebuah partai politik yang sangat mirip dalam organisasi, metode, filosofi politik, dan daya tarik sosialnya dengan partai Nazi dan Fasis."


Herut adalah partai nasionalis sayap kanan yang kemudian menjadi Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel sekarang.


Sebagai pemimpin kelompok teroris Zionis Irgun, sebuah kelompok sempalan dari organisasi paramiliter Yahudi yang lebih besar, Haganah, Begin dicari karena kegiatan teroris melawan otoritas Mandat Inggris.


Bahkan ketika dia menjadi perdana menteri Israel (1977-1983), dia tak pernah berani mengunjungi Inggris, tempat dia masih masuk dalam daftar orang paling dicari.


Kekerasan menjelang kelahiran Israel-lah yang khususnya membuat Einstein muak, dan tak diragukan lagi hal ini menjadi pertimbangan utama dalam benaknya ketika dia menolak tawaran menjadi presiden Israel. 


Tawaran ini diajukan kepadanya pada tahun 1952 oleh Perdana Menteri pendiri negara itu, David Ben-Gurion


Meskipun penolakannya sopan, Einstein yakin peran tersebut akan bertentangan dengan hati nuraninya sebagai seorang pasifis, ditambah fakta bahwa dia harus pindah ke Timur Tengah dari rumahnya di Princeton, New Jersey, tempat dia menetap sebagai pengungsi Jerman.


Surat singkat 50 kata Einstein berisi peringatannya tentang "bencana terakhir" yang dihadapi Palestina di tangan kelompok-kelompok teroris Zionis.


Surat khusus ini ditulis kurang dari 24 jam setelah berita tentang pembantaian Deir Yassin di Yerusalem Barat pada April 1948 tersebar. 


Sekitar 120 teroris dari Irgun Begin dan Geng Stern (dipimpin oleh teroris lain yang kemudian menjadi perdana menteri Israel, Yitzhak Shamir), memasuki desa Palestina dan membantai antara 100 hingga 250 pria, wanita, dan anak-anak. 


Beberapa tewas akibat tembakan, yang lain akibat granat tangan yang dilemparkan ke dalam rumah mereka. 


Warga desa yang damai lainnya tewas setelah diarak-arak mengerikan melalui Yerusalem Barat. Ada juga laporan pemerkosaan, penyiksaan, dan mutilasi.


Sebulan kemudian, Inggris mengakhiri kekuasaan Mandat mereka di Palestina dan Israel berdiri. 


Legitimasi yang diklaim oleh para pendirinya adalah Resolusi Pembagian PBB November 1947 yang mengusulkan agar Palestina dibagi menjadi dua negara, satu Yahudi dan satu Arab, dengan Yerusalem dikelola secara independen oleh kedua belah pihak.


Surat singkat Einstein itu telah diautentikasi dan dijual di pelelangan ketika muncul kembali dan sejak itu digambarkan sebagai salah satu dokumen anti-Zionis paling memberatkan yang dikaitkan dengan sang genius.


Nada dan isi suratnya sangat berbeda dengan surat yang dia tulis kepada Manchester Guardian pada tahun 1929, ketika dia memuji "para pionir muda, pria dan wanita dengan kualitas intelektual dan moral yang luar biasa, yang memecahkan batu dan membangun jalan di bawah terik matahari Palestina" dan "permukiman pertanian yang subur tumbuh dari tanah yang telah lama ditinggalkan... pengembangan tenaga air... [dan] industri... dan, yang terpenting, pertumbuhan sistem pendidikan... Pengamat mana... yang tidak terpesona oleh keajaiban pencapaian yang begitu menakjubkan dan pengabdian yang begitu luar biasa?"


Einstein mendasarkan pandangannya pada kunjungannya ke Palestina selama 12 hari pada tahun 1923 untuk memberikan kuliah di Universitas Ibrani Yerusalem. 


Kunjungan tersebut ternyata menjadi satu-satunya kunjungannya ke tanah suci.


Sebagai seorang pasifis seumur hidup, dia membuat dirinya disayangi oleh gerakan perdamaian global ketika dia menulis "Manifesto untuk Bangsa Eropa" untuk memohon perdamaian di Eropa melalui persatuan politik semua negara di seluruh benua. 


Tak heran jika dia tak sudi mengunjungi Negara Israel, yang terbentuk dari laras senjata, dinamit, dan darah rakyat Palestina.


Banyak peristiwa "Deir Yassin" telah terjadi sejak Einstein mengutuk keras apa yang dia anggap sebagai terorisme Yahudi. 


Kini, dengan Gaza yang masih membara akibat serangan militer brutal terbaru Benjamin Netanyahu terhadap penduduk sipil yang sebagian besar tak bersenjata, masa depan negara Zionis ini tampak semakin genting.


Sumber: SindoNews

Halaman:

Komentar