Jika Gibran Dimakzulkan, Siapa Penggantinya? Puan atau AHY? Ini Analisis Pakar!

- Minggu, 06 Juli 2025 | 12:55 WIB
Jika Gibran Dimakzulkan, Siapa Penggantinya? Puan atau AHY? Ini Analisis Pakar!




MURIANETWORK.COM - Desakan Forum Purnawirawan TNI untuk memakzulkan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka terus digaungkan. 


Bahkan surat pemakzulan tersebut telah dikirim ke DPR.


Kendati begitu, Ketua DPR RI, Puan Maharani menyebutkan bahwa surat itu belum ia terima. Padahal surat sudah dikirim sejak 2 bulan lamanya.


Tak hanya dari forum Purnawirawan TNI saja, masyarakat juga tak sedikit yang mendukung pemakzulan Gibran.


Membahas peluang turunnya Gibran Rakabuming Raka dari jabatannya sebagai wakil presiden tentu menarik ditelisik.


Lalu siapa yang bisa menggantikan putra sulung Joko Widodo tersebut, jika pemakzulan Gibran berhasil dilakukan?


Mengutip dari kanal YouTube Hendri Satrio, Minggu (6/7/2025), host siniar podcast tersebut mendatangkan dua narasumber. 


Pertama Bivitri Susanti dan eks Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto.


Pemakzulan Gibran sendiri secara konstitusi tentu akan memakan waktu. 


Namun secara politik potensi pemakzulan Gibran sendiri bisa terjadi dalam waktu dekat.


Dalam pernyataannya, Bivitri Susanti melihat ada kegoyahan di tubuh koalisi Prabowo Subianto yang mengancam Gibran sendiri.


Ia menilai bahwa posisi Gibran saat ini bergantung terhadap dukungan koalisi yang ada di bawah tangan Prabowo.


Sedangkan koalisi ini tak lagi memberikan perlindungan kuat terhadap Gibran yang berpeluang besar ditinggalkan.


"Sekarang di DPR yang bisa melindungi Gibran adalah koalisi milik Prabowo Subianto. Kalau sudah tak bisa melindungi, ya sudah lepas," ujar Bivitri.


Kemungkinan besar pemakzulan itu berhasil, tentu setiap partai politik akan membuat keputusan mereka untuk terus bertahan. Termasuk juga saat Gibran mundur.


"Partai ini akan mempertimbangkan jika Gibran mundur, yang menggantikan siapa? Menguntungkan saya atau tidak. Misalnya ada Mbak Puan kah, atau AHY?" kata Bivitri.


Posisi Gibran yang saat ini masih melenggang di Istana disebut-sebut karena ada campur tangan Presiden ke-7, Joko Widodo.


Sehingga kemungkinan besar, Prabowo Subianto merasa tersandera dengan sosok Jokowi.


"Kalau melihat indikasinya Presiden Prabowo seperti tersandera oleh Jokowi," ujar Bivitri.


Ia tak bisa menjelaskan bentuk sandera apa yang dialami Prabowo saat ini. Namun kedekatannya dengan Presiden ke-7 ini paling memungkinkan untuk dijadikan alasan.


Harus Ada Momentum


Bagi Bambang Widjojanto, memakzulkan wakil presiden saat ini tentu harus menemukan momentum yang tepat.


"Kalau secara politik itu kan bisa lewat mana saja. Tapi memang harus ada momentum."


Menurut dia, ide pemakzulan tersebut bukan hanya sekadar gagasan, melainkan perlu transformasi yang jelas.


"Maka harus ditransformasikan ke dalam surat itu dan diajukan. Mereka juga punya hitung-hitungan politik juga," kata dia.


Bivitri tak menampik bahwa Gibran sendiri memang menjadi kunci kemenangan Prabowo Subianto saat Pilpres 2024 kemarin.


"Karena semua pendukung Prabowo saat itu membutuhkan Gibran untuk menang. Prabowo kan berkali-kali kalah, kita semua tahu," ujar dia.


Sehingga peluang untuk menurunkan Gibran tentu akan bergantung dari koalisi yang saat ini mendukungnya di bawah tangan Prabowo.


Mengejutkan! Mahfud MD Beberkan 'Nama' Yang Berpotensi Jadi Wapres Jika Gibran Dimakzulkan




MURIANETWORK.COM - Mantan Menkopolhukan, Mahfud MD, beri respons terkait usulan pemakzulan terhadap Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka.


Pria yang juga merupakan pakar hukum tata negara itu juga menyebut dua kandidat yang bakal ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto jika pemakzulan terhadap Gibran berhasil dilakukan.


Mahfud MD menjelaskan, terkait mekanisme pemilihan pengganti Gibran sebagai Wakil Presiden RI.


Jika pemakzulan berhasil, MPR bakal memilih dua kandidat yang diajukan Prabowo.


"Secara formal, kalau pemakzulan ini terjadi, secara politik memungkinkan, itu secara konstitusi sudah diatur, jika (Wakil) Presiden berhalangan tetap, atau dimakzulkan, maka MPR memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan oleh presiden," kata Mahfud dikutip dari kanal YouTube miliknya, Rabu (11/6/2025).


Mahfud MD berujar, Prabowo memiliki kebebasan untuk memilih dua kandidat tersebut.


Walaupun begitu, Mahfud MD yakin Prabowo akan melakukan hitung-hitungan politik ketika menentukan pengganti GIbran.


"Dua nama (kandidat) itu bebas dipilih Presiden. Tapi kan sekali lagi itu kan produk politik nantinya, hasil kompromi pasti menghitung kan," ujar Mahfud MD.


Lalu, Mahfud MD sebutkan nama-nama kandidat yang berpeluang besar dipilih Prabowo untuk menggantikan Gibran jika putra sulung Jokowi tersebut benar-benar dimakzulkan.


Menurut Mahfud MD, sosok dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang berpeluang untuk diusulkan menggantikan Gibran adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


Alasannya, jelas Mahfud MD, AHY memiliki rekam jejak yang mumpuni dalam pemerintahan.


Meskipun dia akui, saat ini AHY belum menjadi tokoh sentral dalam dunia politik Indonesia.


"Saya melihat kalau (kandidat) dari dalam koalisi, misalnya, yang cukup berpeluang itu, ya mungkin AHY yang track record-nya juga oke, meskipun pengalaman politiknya nggak," jelas Mahfud MD.


Mahfud MD menerangkan, Prabowo juga berpeluang memilih kandidat dari luar pemerintahan atau koalisi pemerintahan.


Mahfud MD menilai, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, bisa jadi pilihan Prabowo.


Nama selanjutnya yang dipilih Mahfud MD adalah mantan Gubernur Jawa Tengah sekaligus pasangannya di Pilpres 2024, Ganjar Pranowo.


Dia memiliki alasan kenapa nama Ganjar dan Puan bisa dipertimbangkan Prabowo.


Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menerangkan, Prabowo bisa memilih Ganjar atau Puan demi menjaga kestabilan politik.


"Tapi kalau dari luar koalisi, karena ingin membangun keseimbangan (politik), bisa jadi Puan atau Ganjar. Yang dari PDIP-lah," terang Mahfud MD.


Mahfud MD menilai, Puan dan Ganjar patut dipertimbangkan, karena mereka bagian dari PDIP sebagai pemenang Pemilu 2024.


"Kalau dari luar, PDIP merupakan partai terbesar semisal kalau membawa Puan, atau Ganjar, atau Pram (Pramono Anung)," tuturnya.


Selain itu, Mahfud MD mengatakan bahwa peluang Anies Baswedan untuk dipilih Prabowo sangat kecil, sebab hingga saat ini tidak menjadi kader partai politik (parpol) manapun.


Sumber: Suara

Komentar