Arbani Yasiz: Mengolah Diam yang Menggelegar di Musuh Dalam Selimut

- Senin, 29 Desember 2025 | 19:45 WIB
Arbani Yasiz: Mengolah Diam yang Menggelegar di Musuh Dalam Selimut

"Secara energi capek banget," akunya polos.

"Soalnya, karakter ini penuh rasa bersalah yang tidak selesai," imbuh Arbani, menggambarkan beban psikologis yang harus ia tanggung.

Tekanan psikologis yang berat itu memang membuat proses syuting terasa seperti perjalanan emosional yang melelahkan. Tapi di balik semua keletihan itu, Arbani justru merasa mendapat pelajaran yang sangat berharga. Ia mendapatkan perspektif baru dalam membangun karakter yang kompleks, sebuah pengalaman yang pasti akan membantunya di proyek-proyek mendatang.

"Yang paling sulit itu memahami perasaannya, bukan sekadar menghafal dialog," tambahnya, menekankan esensi dari akting yang ia jalani.

Di sisi lain, film ini juga mempertemukannya dengan pemain lain yang solid. Interaksi di luar kamera, katanya, sangat membantu dalam membangun chemistry dan emosi yang autentik saat adegan berlangsung.

Kini, harapannya cuma satu. Ia ingin penonton bisa merasakan kedalaman yang sama, merasakan getaran emosi yang ia coba bangun tanpa perlu dijelaskan dengan kata-kata berlebihan.

"Semoga apa yang aku rasakan saat memerankan karakter ini bisa sampai ke penonton," harap Arbani.

Dengan penampilannya di "Musuh Dalam Selimut", Arbani Yasiz sekali lagi membuktikan diri. Bukan cuma sekadar aktor muda yang tampan, tapi seorang penjelajah emosi yang piawai mengolah setiap peran rumit menjadi sesuatu yang matang dan menyentuh. Sorotan utama untuknya memang pantas diberikan.


Halaman:

Komentar