Industri film Indonesia sedang di ambang perubahan. Di tengah euforia kebangkitan perfilman nasional yang disebut-sebut sebagai 'sunrise industry' di tahun 2024, muncul sebuah karya yang benar-benar berbeda. Riefan Fajarsyah, atau yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, melihat masa depan itu terpantul jelas dalam "Pelangi di Mars".
Baginya, film kolaborasi animasi dan live action ini bukan sekadar proyek biasa. Ini adalah babak baru.
Tak heran jika Perusahaan Film Nasional (PFN) tempatnya menjabat sebagai direktur memberikan dukungan penuh. Film fiksi ilmiah ini, menurut Ifan, merupakan bukti nyata lompatan teknologi dan kreativitas anak bangsa yang patut diperhitungkan.
"Industri perfilman Indonesia di 2024 sedang sunrise," ujarnya. Namun begitu, ia menekankan, "Tapi Pelangi di Mars ini beda. Ini melambangkan masa depan industri film Indonesia."
Pernyataan itu disampaikan Ifan dalam konferensi pers peluncuran teaser trailer di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2025).
Keterlibatan PFN dalam proyek ambisius ini ternyata terjadi di fase akhir produksi. Ifan yang baru enam bulan menduduki posisi puncak di lembaga film negara itu punya filosofi sendiri tentang peran PFN.
"PH negara bukan berada di marwahnya untuk bersaing dengan PH Swasta, tapi seharusnya memfasilitasi dan mensupport," terang suami Citra Monica ini.
Artikel Terkait
Sekolah Inggris Larang Lagu KPop Demon Hunters Gara-gara Tema Iblis
Mary Austin Akhirnya Lepas Rumah Peninggalan Freddie Mercury Setelah 30 Tahun
Afgan Rilis Sampai Jumpa, Kisah Pilu Perpisahan yang Terasa Getir
Kasasi Ditolak, Hukuman 6 Tahun Penjara Mario Dandy Sah di Mata Hukum