tulis The Cure. Kalimat singkat itu ngungkapin betapa dalam kehilangan mereka.
Perjalanannya sama The Cure sendiri unik. Awalnya, dia malah kerja di balik panggung, jadi kru tur tahun 1984 atas ajakan kakaknya, Daryl Bamonte. Dari situ, Perry naik pangkat jadi teknisi gitar dan asisten pribadi Robert Smith, sang vokalis.
Kesempatan besar datang tahun 1990. Saat Roger O'Donnell hengkang, posisinya digantiin Perry. Dengan bantuan Janet Smith, saudara perempuan Robert, dia buru-buru belajar main keyboard buat ngisi kekosongan itu. Hasilnya? Dia bertahan selama 14 tahun, tampil di lebih dari 400 show.
Memang, dia sempat keluar tahun 2005 waktu formasi band berubah. Tapi ikatannya gak pernah putus beneran. Dia sempat kolaborasi di proyek lain, sebelum akhirnya kembali lagi di momen spesial: pengukuhan The Cure di Rock and Roll Hall of Fame tahun 2019.
Comeback-nya makin resmi di 2022. Perry ikut tur Shows of a Lost World. Penampilan terakhirnya terjadi di Troxy, London, bulan November tahun lalu. Bahkan, rencananya dia mau ikut tur Inggris dan Eropa tahun 2026. Sayangnya, rencana itu kini cuma jadi kenangan.
Perry Bamonte mungkin udah pergi. Tapi nada-nada yang dia tinggalin? Itu bakal tetap hidup. Di setiap lagu, di setiap kenangan konser, namanya akan selalu melekat sama sejarah The Cure.
Artikel Terkait
Inspirasi Gaya Natal Para Selebriti: Dari Manis Hingga Edgy
Satu dari Empat Kelarga di Indonesia Hadapi Krisis Figur Ayah, Dampaknya Mengkhawatirkan
Soul Tie: Mengapa Kenangan Lama Masih Menghantui Meski Sudah Move On?
Rekomendasi Film untuk Temani Malam Tahun Baru di Rumah