Yang mengkhawatirkan, pola ini terus diwariskan. Tanpa sadar, kita semua bisa ikut melanggengkan sistem yang justru membatasi potensi setengah dari populasi.
Melawan Sistem, Bukan Individu
Di sini, ada satu kesalahpahaman yang sering muncul. Banyak yang mengira melawan patriarki berarti memusuhi laki-laki. Padahal, yang dilawan adalah sistemnya, bukan orang per orang. Nyatanya, laki-laki pun sering jadi korban. Sistem ini menuntut mereka untuk selalu kuat, tak boleh menangis, dan wajib sukses dalam segala hal.
Tekanan seperti itu jelas tak sehat. Ia merampas ruang bagi laki-laki untuk menjadi manusia seutuhnya. Jadi, kesetaraan gender bukan soal siapa yang lebih unggul. Ini tentang menciptakan ruang yang adil bagi semua orang, agar bisa berkembang tanpa beban sosial yang tak perlu.
Perubahan Besar Dimulai dari Langkah Kecil
Lalu, bagaimana mengubahnya? Perubahan menuju kesetaraan tak akan terjadi dalam semalam. Tapi ia bisa dimulai dari hal-hal sederhana. Pendidikan yang tak membedakan peran berdasarkan gender, misalnya. Memberikan kesempatan yang setara di sekolah dan tempat kerja. Serta, mulai menghargai pekerjaan domestik sebagai kerja yang bernilai.
Media juga punya peran besar. Representasi perempuan sebagai sosok cerdas, berdaya, dan berpengaruh bisa membantu mematahkan stereotip yang sudah mengakar puluhan tahun.
Pada Akhirnya, Ini Soal Keadilan
Sudah waktunya perempuan tidak lagi ditempatkan sebagai pelengkap. Mereka adalah individu utuh dengan potensi besar, yang layak dapat ruang sama untuk tumbuh dan dihormati.
Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang berani menolak patriarki dan menjunjung keadilan bagi semua. Bayangkan, ketika perempuan diberi kesempatan yang setara, dunia akan jadi lebih manusiawi. Lebih seimbang. Dan tentu saja, lebih adil. Karena sesungguhnya, kesetaraan bukan ancaman. Ia adalah fondasi bagi kemajuan kita bersama.
Artikel Terkait
Soul Tie: Mengapa Kenangan Lama Masih Menghantui Meski Sudah Move On?
Rekomendasi Film untuk Temani Malam Tahun Baru di Rumah
Forbes Umumkan 100 Perempuan Paling Berpengaruh, Taylor Swift hingga PM Jepang Tercatat
Barang Berharga Raib, Ternyata Korban Semangat Balita Belajar Buang Sampah