Prof. Rini menekankan, kebebasan bergerak sangat krusial. “Bebas bergerak berarti memberi kesempatan pada anak untuk belajar, bereksplorasi, dan beradaptasi dengan lingkungannya. Dari situ, orang tua bisa melihat minat, bakat, dan kemampuan alami yang muncul,” tambahnya.
Tak hanya fisik, bergerak aktif juga berperan besar dalam perkembangan kognitif, kemandirian, dan sosial anak. Saat anak aktif, sistem saraf dan otot berkembang beriringan. Koordinasi tubuh makin baik, kemampuan berpikir kritis dan rasa percaya diri pun ikut terasah.
Jadi, apa yang bisa dilakukan orang tua? Perhatikan jenis popok yang digunakan sehari-hari. Pilih yang tipis, ringan, dan daya serapnya tinggi. Dengan begitu, anak bisa bergerak lebih leluasa tanpa merasa terbebani di bagian kaki.
Perhatikan juga tanda-tanda popok terlalu tebal. Misalnya, posisi kaki melebar saat berdiri, gerakan terlihat kaku, atau anak tampak tidak nyaman saat bermain. Memilih popok yang ergonomis, tipis, dan lembut tak cuma mendukung kebebasan bergerak, tapi juga bantu jaga kesehatan kulit dan kualitas tidur bayi.
“Bergerak dan bereksplorasi adalah bahasa alami anak dalam belajar dan bertumbuh. Tugas orang tua adalah memastikan tidak ada hambatan dari lingkungan, termasuk dari hal sederhana seperti popok yang digunakan setiap hari,” tutup Prof. Rini.
Artikel Terkait
OJK Buka Pendaftaran Calon Asisten Manager, Waktunya Hanya Satu Pekan
Kapadze Salat Jumat di Istiqlal, Tegaskan Kunjungan Liburan Bukan Urusan Timnas
Toyota Veloz Hybrid Meluncur, Harga Perdana Rp 299 Juta
Rina Nose Tinggalkan Methosa, Umumkan Keluarnya dengan Gaya Kocak