Minat Liang Wenfeng terhadap AI berawal dari masa kuliahnya sebagai mahasiswa visi komputer di Universitas Zhejiang. Setelah menyelesaikan gelar magister di bidang teknik informasi dan komunikasi pada tahun 2010, ia mendirikan High-Flyer yang menggunakan algoritma AI proprietary untuk memilih saham. Perusahaan ini kini mengelola aset sekitar 8 miliar dolar AS.
Tantangan dan Strategi di Tengah Persaingan
DeepSeek kini menghadapi persaingan ketat di pasar domestik China, terutama dari raksasa e-commerce Alibaba yang berencana berinvestasi lebih dari 50 miliar dolar AS dalam AI selama tiga tahun ke depan. Di tengah persaingan ini, sebagian besar perusahaan China menawarkan chatbot secara gratis. Aplikasi DeepSeek sendiri telah berhasil menarik lebih dari 73 juta pengguna aktif per September.
Strategi Teknologi dan Perangkat Keras
Meskipun biaya pelatihan model AI terbilang rendah, DeepSeek telah mengeluarkan sekitar 1,6 miliar dolar AS untuk penggunaan perangkat keras selama bertahun-tahun, termasuk memperoleh chip Nvidia. Dengan adanya pembatasan ekspor semikonduktor AS, perusahaan kini beralih ke chip dari Huawei untuk mendukung model AI mereka.
Dalam berbagai wawancara dengan media lokal, Liang Wenfeng menegaskan bahwa motif utamanya bukanlah keuntungan finansial, melainkan mendorong inovasi di bidang kecerdasan buatan.
Artikel Terkait
Rel China Melaju Kencang, Pecahkan Rekor Dunia dengan 50.000 Kilometer Rel
Pendapatan Merdeka Copper Gold Anjlok, Tapi Laba Justru Melonjak
Investor Asing Borong Saham dan SRBI, Tapi Lari dari SBN di Akhir 2025
Prabowo Sambut Rosan, Bahas Kampung Haji Indonesia di Dekat Masjidil Haram