PT PIS Perkuat Reputasi Indonesia dengan Standar Keselamatan Pelayaran Kelas Dunia
PT Pertamina International Shipping, dikenal sebagai PIS, secara konsisten mengibarkan bendera Indonesia di peta pelayaran dunia melalui operasi armada kapal tankernya. Sebagai wujud komitmen untuk menjaga martabat bangsa di kancah global, PIS menjamin bahwa setiap unit kapal dan kru yang bertugas mematuhi standar keselamatan serta kompetensi berkelas internasional.
Muhammad Irfan Zainul Fikri, Direktur Armada PIS, menegaskan bahwa mengibarkan bendera Indonesia di lautan internasional adalah sebuah tanggung jawab besar. "Oleh karena itu, kami melengkapi seluruh aset dan sumber daya manusia kami dengan keahlian dan kedisiplinan yang tidak hanya memenuhi, tetapi bahkan melampaui ekspektasi standar keselamatan maritim global," jelasnya.
Penerapan Sistem Manajemen HSSE yang Terintegrasi
Guna mewujudkan operasi pelayaran yang aman dan andal, PIS mengintegrasikan sistem manajemen HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) di seluruh armadanya. Kerangka kerja ini tidak hanya berpedoman pada regulasi dalam negeri dari SKK Migas, Ditjen Migas, KLHK, dan Kementerian Perhubungan, tetapi juga mengadopsi standar-standar internasional utama. Standar tersebut mencakup ketentuan dari International Maritime Organization (IMO), konvensi MARPOL, SOLAS (Safety of Life at Sea), dan STCW (Standards of Training, Certification, and Watchkeeping for Seafarers).
Pencapaian dalam Inspeksi dan Standardisasi Kapal
Menjelang tahun 2025, PIS telah mempersiapkan 84 unit kapal yang telah lulus dan memenuhi kriteria ketat inspeksi SIRE (Ship Inspection Report Programme). Program SIRE sendiri merupakan sebuah standar global untuk inspeksi kapal tanker yang dirancang untuk memverifikasi pemenuhan aspek-aspek keselamatan.
Di samping itu, PIS juga menerapkan kerangka Tanker Management and Self-Assessment (TMSA) yang digariskan oleh The Oil Companies International Marine Forum (OCIMF). Penerapan TMSA ini menjadi acuan penting untuk memastikan pemenuhan aspek HSSE di berbagai terminal internasional.
Penguatan Budaya Keselamatan Melalui Pelatihan dan Pengawasan
Berbagai langkah strategis diambil untuk memperkuat fondasi keselamatan, termasuk pengawasan operasi yang ketat, audit dan inspeksi berkala, pelaksanaan simulasi tanggap darurat, dan internalisasi budaya HSSE melalui beragam inisiatif.
Artikel Terkait
KSPSI Apresiasi Prabowo Tetapkan Marsinah Pahlawan Nasional, Rencana Museum Segera Dibangun
Struktur Kepemilikan Saham NRCA: Analisis Lengkap dan Daftar Pemegang Saham Pengendali
Tol Japek II Selatan: Benarkah Jakarta-Bandung Cuma 45 Menit? Ini Faktanya
Dividen Interim META 2025: Nilai, Jadwal, dan Cara Dapatkan Rp 2,63 per Saham