Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui terjadi penurunan jumlah perusahaan yang melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) sepanjang tahun ini. Meski demikian, BEI menekankan bahwa pasar modal Indonesia tetap menunjukkan performa positif dengan peningkatan kualitas emiten.
Penurunan Jumlah IPO di BEI Sejalan dengan Tren Global
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan bahwa fenomena penurunan jumlah perusahaan yang melakukan IPO ini sejalan dengan kondisi bursa efek global. Banyak bursa di dunia juga mengalami penurunan serupa. Namun, yang membedakan adalah pertumbuhan positif yang masih ditunjukkan oleh pasar modal Indonesia.
BEI sempat menargetkan 66 perusahaan untuk IPO di awal tahun, namun target tersebut direvisi menjadi 45 perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Oktober. Sebagai perbandingan, realisasi IPO pada tahun sebelumnya mencapai sekitar 40 perusahaan.
Kualitas Emiten dan Fundraising Meningkat Signifikan
Meski jumlahnya menurun, BEI menyoroti peningkatan signifikan dalam hal kualitas dan skala emiten. Rata-rata penghimpunan dana (average fundraising) melalui IPO justru mengalami kenaikan. Kategori Lighthouse IPO, yaitu IPO dengan skala besar, menunjukkan peningkatan yang menggembirakan.
"Kita target 5 (Lighthouse IPO), saat ini limanya sudah tercapai di bulan November ini. Ada 3 tambahan lighthouse. Artinya apa? Kita lihat yang sizable IPO," ujar Nyoman di Gedung BEI, Jakarta.
Artikel Terkait
Abon Serang dan Rendang Padang: Solidaritas Sesama Nasabah untuk Korban Bencana
Rupiah Tergelincir ke Rp16.787, Dihantam Sentimen Global dan Kredit Menganggur Rp2.500 Triliun
IHSG Tersungkur 61 Poin, Tekanan Jual Melanda Hampir Semua Sektor
Sentimen China dan Biodiesel Dorong Harga CPO Menguat Dua Hari Berturut-turut