Faktor Fundamental Penggerak Harga Emas
Emas, sebagai aset safe-haven yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding), cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi. Namun, kondisi saat ini menunjukkan koreksi setelah kenaikan tahunan sebesar 53%.
Harga emas telah turun lebih dari 9% dari rekor tertingginya pada 20 Oktober 2025. Rhona O'Connell, analis StoneX, menilai koreksi ini sebagai hal yang diperlukan untuk menyehatkan pasar, meski sentimen positif terhadap emas tetap didukung kekhawatiran atas independensi The Fed, risiko stagflasi, dan ketegangan geopolitik.
Dampak Penutupan Pemerintahan AS dan Data Ekonomi
Penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS yang berpotensi menjadi yang terpanjang dalam sejarah menghambat publikasi data ekonomi resmi. Akibatnya, investor beralih ke laporan ekonomi nonresmi seperti laporan ketenagakerjaan ADP yang dijadwalkan rilis Rabu (5/11/2025). Perbedaan pandangan di antara pejabat The Fed mengenai penanganan kekosongan data turut menjadi perhatian pasar.
Pergerakan Logam Mulia Lainnya
Di pasar logam mulia lainnya, perak spot turun 1,5% ke USD 47,32 per ons, platinum melemah 1,8% ke USD 1.538,05, sementara paladium mengalami penurunan terbesar sebesar 3,1% ke level USD 1.400,30.
Artikel Terkait
Ekspor Perdana Garmen Tegal ke Prancis Raup Devisa Rp 4,3 Miliar, Begini Peran Bea Cukai
The Peninsula Shila Laketown: Hunian Eksklusif Tepi Danau Mulai Rp 1,3 M
Review MSCI 2025: BREN dan BRMS Berpotensi Masuk Indeks Global, Simak Analisisnya
Laba Bersih MDLA Tembus Rp 294 Miliar di Kuartal III 2025, Tumbuh 16,3%