Dukungan terhadap kolaborasi juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif SEACEN, Dr. Cyn-Young Park. Ia menegaskan bahwa kerja sama ekonomi adalah instrumen vital untuk membuka potensi pertumbuhan, mendorong inovasi, dan membangun ketahanan di tengah ketidakpastian global.
Pertemuan SEACEN ini sekaligus menandai masa transisi menuju kepemimpinan Bank Indonesia, yang akan menjabat sebagai Ketua SEACEN pada tahun 2026, menggantikan Bank of Korea. SEACEN sendiri merupakan forum kerja sama antarbank sentral di kawasan Asia-Pasifik yang fokus pada penguatan kapasitas kelembagaan dan riset kebijakan.
Kepemimpinan Indonesia di SEACEN 2026 mencerminkan pengakuan internasional atas peran aktif Indonesia dalam memperkuat kapasitas kebanksentralan di kawasan. Hal ini diharapkan dapat mendorong hasil riset dan program pelatihan SEACEN untuk memberikan kontribusi yang lebih nyata terhadap kebijakan negara anggota.
Konferensi yang menghadirkan pembicara dari berbagai lembaga ternama seperti Bank for International Settlements, UnionPay, dan beberapa bank sentral anggota seperti People's Bank of China dan Monetary Authority of Singapore, semakin memperkaya perspektif dalam menghadapi tantangan geoekonomi.
Menutup konferensi hari pertama, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ricky P. Gozali, menyoroti percepatan perubahan geoekonomi global. Ia menegaskan bahwa pendalaman integrasi keuangan di Asia bukan lagi sekadar tujuan, melainkan sebuah kebutuhan strategis untuk menjaga stabilitas dan memperkuat ketahanan ekonomi kawasan.
Artikel Terkait
11 Juta Batang Rokok Ilegal Diamankan di Perbatasan NTT, 4 WNA Turut Diciduk
Surge Cetak Rekor Pelanggan, Laba Bersih Tergerus Ekspansi Agresif
Angka Pengangguran AS Melonjak, Wall Street Lesu dan Berharap pada The Fed
Prabowo Dorong Papua Mandiri Energi dari Sawit hingga Tenaga Surya