murianetwork.com - Analisis pasar meramalkan harga nikel diperkirakan masih akan tertekan tahun depan. Terdapat sejumlah faktor yang masih menekan harga komoditas logam dasar ini pada tahun depan.
Menanggapi hal tersebut, menurut salah seorang Analis Ciptadana Sekuritas Asia Thomas Radityo memperkirakan pasar nikel akan tetap mengalami surplus setidaknya hingga tahun 2025.
"Kondisi ini terutama disebabkan oleh melimpahnya produk nikel asal Indonesia dan menjamurnya pabrik peleburan (smelter) nikel kelas 1 di China," paparnya.
Di mana hal ini membuat harga nikel London Metal Exchange (LME) terus tertekan.
Berdasakan catatan Thomas, harga nikel LME telah terjun sebesar 45,8% sejak awal tahun alias secara year-to-date (ytd).
Sementara itu, Thomas menilai harga nickel pig iron (NPI) telah mencapai titik terendahnya, yakni di level US$ 10.920 per ton pada bulan Desember 2023.
Namun, Thomas memperkirakan akan ada pengurangan supply dalam jangka pendek hingga menengah untuk menopang penurunan harga nikel.
Artikel Terkait
Garuda Indonesia (GIAA) Gelar Rights Issue Rp 23,67 Triliun untuk Restrukturisasi & Perkuat Citilink
Rumah Inklusif Kebumen: Kisah Sukses PNM Berdayakan Keluarga Disabilitas lewat Batik
Private Placement PTDU: Rencana Terbit 1,5 Miliar Saham di Harga Rp16
Redenominasi Rupiah 2027: Manfaat, Tantangan, dan Dampaknya bagi Ekonomi