Ketersediaan kapal penumpang masih jadi persoalan serius di sektor pelayaran nasional. Hal itu diakui sendiri oleh Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi. Menurutnya, saat ini pemerintah masih sangat bergantung pada operasional PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni. Padahal, armada mereka sendiri sebenarnya masih kurang.
Dudy punya usulan. Dia mendorong penambahan armada baru untuk Pelni. Permintaan itu sudah disampaikan kepada BP BUMN dan Danantara Indonesia.
"Pelni sendiri masih kekurangan kapalnya, tapi alhamdulillah tahun ini Pelni sudah diberikan PMN untuk pengadaan tiga kapal," jelas Dudy dalam Media Briefing, Rabu (31/12).
Namun begitu, dia mengingatkan bahwa prosesnya tak instan. "Ini mungkin tidak satu hari jadi ya, kita harus menunggu malah 2-3 tahun lagi untuk bisa menikmati hadirnya kapal baru," tambahnya.
Untuk diketahui, Pelni sebenarnya sudah dapat suntikan dana. Nilainya cukup besar: Rp 2,5 triliun di tahun 2025 dan Rp 4,8 triliun di 2026. Dana Penyertaan Modal Negara (PMN) itu dialokasikan untuk peremajaan dan pembelian tiga kapal baru tiap tahunnya.
Keterbatasan armada ini berdampak langsung pada layanan. Kapal-kapal Pelni terpaksa berlayar ke beberapa pelabuhan sekaligus dalam satu hari, dengan jadwal yang berbeda-beda. Situasi ini, ditambah kebiasaan masyarakat, memicu masalah lain.
"Masyarakat kita ini mungkin tidak terbiasa melakukan perencanaan perjalanan. Sudah tahu kapal itu singgahnya waktu tertentu, mungkin seminggu sekali. Makanya timbul kemudian ledakan penumpang yang cukup tinggi," tutur Dudy.
Artikel Terkait
Ekspor Perhiasan Indonesia Melonjak 41,8%, Tembus Rp 130 Triliun di Tengah Guncangan Harga Emas Global
Turis Mancanegara Serbu Bali, Penumpang Domestik Justru Menyusut
Ekonomi Indonesia Tumbuh Solid di Tengah Ketidakpastian Global
BRI Hadirkan Kartu Debit Edisi FC Barcelona, Hadiahnya Libur ke Camp Nou