Di sisi lain, peran BRI sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar nasional juga tak terbantahkan. Hingga November 2025, realisasinya sudah Rp 163,38 triliun yang disalurkan ke 3,5 juta debitur. Itu setara dengan 92,3% dari total alokasi tahun ini.
Tak cuma urusan usaha, hunian layak juga jadi perhatian. Hingga akhir November lalu, pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah Subsidi (KPRS) yang direalisasikan BRI mencapai Rp15,87 triliun. Dana itu membantu lebih dari 115 ribu debitur dari kalangan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di seluruh Indonesia.
Namun begitu, kerja pemberdayaan tak berhenti di pembiayaan. Program seperti Desa BRILiaN telah menjangkau 4.909 desa binaan hingga akhir September 2025. Ada juga program KlasterkuHidupku yang berhasil mengembangkan 41.715 klaster usaha produktif berbasis komunitas.
Sinergi dalam Holding Ultra Mikro (UMi) bersama Pegadaian dan PNM pun memberi dampak signifikan. Ada 34,5 juta debitur aktif dan total 185 juta rekening simpanan mikro yang tercatat. Angka-angka ini menunjukkan skala upaya yang dilakukan.
Sebagai penyalur kredit terbesar untuk UMKM, BRI juga tak mau ketinggalan dalam hal digitalisasi. Mereka mengembangkan platform LinkUMKM. Platform digital ini dirancang untuk mempermudah transaksi digital para pelaku usaha kecil, bagian dari strategi digital inklusif mereka. Tujuannya satu: mendorong pemberdayaan ekonomi yang tak hanya tangguh, tapi juga melek teknologi.
Artikel Terkait
Target IPO Meleset, Tapi Dana Masuk Tembus Rp278 Triliun
IHSG Pacu 24 Rekor Tertinggi Sepanjang 2025, Market Cap Tembus Rp16.000 Triliun
Bea Keluar Batu Bara 2026: Antara Tambahan Rp 20 Triliun dan Ancaman Manipulasi Data
Perbankan Cetak Rekor, Sumbang Dividen Rp 80,3 Triliun di 2025