Pasca-liburan Natal, suasana di Wall Street terbilang cukup datar. Tidak ada gejolak berarti yang terjadi pada sesi Jumat (26/12/2025) kemarin. Volume perdagangan tampak sepi, dan pasar seolah-olah kehabisan energi setelah reli panjang sebelumnya. Ketiga indeks utama pun ditutup dengan sentuhan merah tipis, meski secara mingguan catatannya masih positif.
Dow Jones turun sedikit, hanya 20.19 poin ke level 48.710,97. S&P 500 dan Nasdaq juga ikut merosot, masing-masing 0,03% dan 0,09%. Tapi jangan salah, ini cuma jeda sebentar.
Menurut Ryan Detrick dari Carson Group di Omaha, kondisi ini wajar-wajar saja.
Nah, yang kini jadi sorotan adalah fenomena musiman yang disebut "reli Santa Claus". Periode ini sudah dimulai Rabu lalu dan akan berlangsung sampai 5 Januari 2026. Tradisi pasar ini selalu dinanti-nanti, karena jika S&P 500 naik dalam rentang waktu tersebut, itu sering jadi pertanda baik untuk performa saham sepanjang tahun depan.
Tahun 2025 sendiri tinggal menyisakan tiga hari perdagangan. Tahun yang cukup bergejolak, dihantui isu suku bunga, ketegangan geopolitik, dan euforia saham-saham AI. Tapi anehnya, di tengah semua keriuhan itu, ketiga indeks utama justru menuju kenaikan dua digit. Nasdaq, yang penuh dengan saham teknologi, jadi yang terdepan.
Artikel Terkait
Pimpinan Garuda Bantah Keras Kabar Pramugari Patah Tulang Akibat Turbulensi
IHSG di Ujung Tanduk: Ujian Berat Menanti di Akhir 2025
Harga Emas Antam Merangkak Naik, Sentuh Rp 2,6 Juta per Gram
Emas Antam Tembus Rp2,6 Juta per Gram di Akhir Pekan