Lalu, bagaimana cara mereka mencapainya? Rupanya, APGWI menjalankan serangkaian langkah strategis. Mulai dari mengoptimalkan sumur yang ada, meningkatkan keandalan fasilitas, hingga menerapkan teknologi dan praktik operasi yang lebih efisien. Semua itu tetap mengutamakan keselamatan kerja dan tentu saja, kelestarian lingkungan.
Menanggapi kunjungan itu, manajemen APGWI pun menyampaikan terima kasih atas dukungan pemerintah. Adi Prasetyana, Direktur Utama perusahaan, memaparkan bahwa peningkatan produksi mereka raih melalui program reaktivasi dan pengembangan sumur.
"Dengan begitu, total sumur eksisting yang kami kelola sekarang berjumlah 12 sumur," jelas Adi.
Ke depannya, perusahaan berencana terus mengembangkan dan mengoptimalkan Lapangan Pendalian. Tujuannya jelas: mempertahankan dan kalau bisa, semakin meningkatkan produksi minyak. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah mencapai target nasional.
Perlu diingat, APGWI baru mengambil alih lapangan ini pada Januari 2023 silam. Saat itu, produksinya hanya sekitar 200 barel per hari. Kini, angka itu telah melonjak lebih dari lima kali lipat.
Blok West Kampar sendiri menyimpan potensi yang cukup besar. Sumber dayanya diperkirakan mencapai 130 MMBO. Salah satu lapangan andalannya, Pendalian, memiliki OOIP 10,4 MMBO dengan cadangan yang tersisa sekitar 9,6 MMBO. Sejauh ini, lapangan tersebut telah memproduksi kumulatif 0,8 MMBO.
Artikel Terkait
Harga Emas Antam Anjlok Rp14.000, Buyback Ikut Merosot
Cicil Emas di BRImo: Investasi Logam Mulia Kini Semudah Pesan Makanan
PJHB Anjlok 38%, IHSG Terseret Koreksi Jelang Akhir Tahun
Harga Emas Antam Anjlok Rp 14.000, Pesaing Justru Naik