“Ini cerminan kekuatan fundamental kami. Pertumbuhan nasabah, aktivitas transaksi, dan performa keuangan yang berkelanjutan membuktikan model bisnis kami semakin matang,” ujar Tigor dalam keterangan tertulisnya, Senin (22/12).
“Fokus kami sederhana: membangun layanan digital yang benar-benar dibutuhkan sehari-hari, dijalankan dengan hati-hati, dan punya fondasi kuat untuk jangka panjang,” tambahnya.
Sejak aplikasi digitalnya diluncurkan Juni 2024, Superbank sudah berhasil menarik lebih dari 5 juta nasabah. Itu angka yang tidak kecil, dan menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan mereka. Yang juga menarik, transaksi hariannya bahkan sudah menembus 1 juta transaksi per hari. Di kuartal ketiga 2025 saja, angkanya naik lebih dari 40% dibanding periode sebelumnya.
Dengan kinerja dan penguatan modal ini, status mereka pun naik kelas. Superbank kini memenuhi kriteria Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) 2 setelah IPO. Modal intinya sudah melampaui Rp 6 triliun, sebuah struktur permodalan yang kuat untuk menggasak fase pertumbuhan berikutnya sebagai perusahaan publik. Masa depannya, tampaknya, masih akan panjang.
Artikel Terkait
Danantara dan PLN Jalin Kemitraan untuk Pacu Investasi Energi Hijau
IHSG Menguat Tipis, Saham-Saham Gacor Ini Tembus 30%
Transcoal Pacific: Dari Tongkang Batu Bara hingga Gempuran Transaksi Miliaran di Bursa
Pembangunan 2.603 Huntap di Sumatera Utara Dimulai, Arahan Langsung Prabowo