Tapi acara pagi itu bukan cuma soal jalan kaki. Berbagai aksi sosial lain juga memeriahkannya. Ada pembagian 1.300 paket sembako gratis dan pemeriksaan kesehatan untuk jumlah orang yang sama. Nuansa Sumatra juga terasa kuat dengan pembagian 1.300 cangkir kopi khas seperti Gayo, Sidikalang, dan Mandailing.
Ada juga program Pangkalan Nutrisi yang membagikan 1.300 porsi makanan bergizi untuk para driver ojol. Sebuah apresiasi kecil untuk pejuang jalanan yang juga menggerakkan ekonomi.
Sebenarnya, bantuan dari BRI untuk korban bencana di Sumatra sudah berjalan sejak awal. Sebagai bagian dari ekosistem Danantara, mereka bergerak cepat melalui aksi tanggap darurat yang terkoordinasi. Hingga 18 Desember 2025, catatannya cukup signifikan: 40 aksi darurat telah dilakukan, didukung 5 posko yang berfungsi sebagai pusat logistik dan koordinasi relawan.
Bantuan yang sudah turun beragam. Mulai dari 3.250 paket makanan siap santap, puluhan ribu sembako, ratusan survival kit, hingga kasur dan selimut. Untuk dukung kesehatan dan sanitasi, BRI mendistribusikan puluhan truk air bersih, ribuan paket obat, dan peralatan kebersihan. Bahkan ada dua perahu karet untuk mobilisasi di area banjir.
Secara total, bantuan senilai Rp11,68 miliar itu telah menjangkau lebih dari 70 ribu jiwa.
Hery Gunardi menegaskan, langkah ini adalah bentuk komitmen berkelanjutan. "BRI berharap dapat memberikan dampak yang lebih luas dan berkesinambungan," katanya.
Intinya, peran BRI ingin selalu hadir dari fase darurat hingga pemulihan jangka panjang untuk mendukung ketahanan masyarakat Indonesia di tengah musibah.
Artikel Terkait
IHSG Sentuh 8.625, NETV Melonjak 29% di Tengah Pasar yang Beragam
Pramono Anung Targetkan UMP DKI 2026 Rampung Hari Ini
IHSG Sentuh Zona Hijau, NETV dan DPUM Melesat di Tengah Pelemahan Rupiah
ELPI Kantongi Kontrak Rp2,39 Triliun untuk Dukung Proyek FLNG Genting