Menyikapi penunjukan ini, Hans menyampaikan pernyataan resmi.
“Merupakan suatu kehormatan bagi saya untuk mengemban tanggung jawab ini, dan saya ingin menyampaikan terima kasih kepada para pemegang saham, Dewan Komisaris, Direksi, serta seluruh keluarga besar GoTo atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan,” kata Hans.
Lantas, apa fokusnya sekarang? Memimpin emiten teknologi terbesar di Indonesia bukan tugas ringan. Hans menyebutkan, prioritasnya adalah mendorong eksekusi yang disiplin. Ia ingin memastikan nilai jangka panjang benar-benar terasa bagi semua pemangku kepentingan di dalam ekosistem raksasa ini.
Di sisi lain, ia tak melupakan fondasi utama perusahaan. Bagi Hans, mitra driver berada di garis terdepan. Mereka, bersama jutaan merchant dan konsumen yang bergantung setiap hari, adalah pilar kesuksesan GoTo.
Sebelum terjun ke dunia startup yang dinamis ini, latar belakang Hans cukup berbeda. Ia membangun karier profesionalnya di ranah konsultasi yang serba terstruktur, tepatnya sebagai Partner di firma konsultan global McKinsey & Company. Pengalaman itu tentu membentuk perspektif strategisnya sebelum akhirnya menceburkan diri ke Gojek.
Artikel Terkait
Waspada! Ini Ciri-Ciri Saham Gorengan yang Bisa Bikin Kantong Jebol
BI: Dampak Bencana Sumatera Terhadap PDB Masih Terbatas, Inflasi Terkendali
Bank Jatim Suntik Rp100 Miliar ke Bank NTT, Wujudkan Konsolidasi BPD
IHSG Tumbang Tipis, Rupiah dan Bursa Singapura Ikut Merana