LombokPost-Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan sepanjang 2023 realisasi penerimaan negara dari sektor migas tercatat sebesar USD 14,59 miliar. Angka ini tercatat rendah dari target yang ditetapkan dalam APBN 2023 sebesar USD 15,88 Miliar.
Bahkan, jika dibandingkan secara tahunan atau year-on-year (yoy), penerimaan negara tahun 2023 dari sektor migas tercatat lebih kecil dari tahun 2022 yang sebesar USD 17,4 miliar atau 84 persen. ”Penerimaan negara tahun 2023 total bagian negara mencapai USD 14,6 miliar,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Kamis (12/1).
Dwi menjelaskan, bahwa pihaknya terus melakukan optimalisasi untuk terus menyetor penerimaan negara sesuai dengan target yang ditetapkan APBN. Terlebih, pada tahun 2024, ditargetkan sebesar USD 12,89 Miliar.
Salah satu optimalisasi yang dilakukan dengan melakukan terobosan berupa komersialisasi spot LNG. ”Optimalisasi dilakukan dengan beberapa terobosan-terobosan komersialisasi bagaimana kita mendapatkan harga tertinggi,” jelasnya.
Baca Juga: Realisasi APBN di NTB Menunjukkan Tren Positif, Serapan Tumbuh 21,55 Persen
Artikel Terkait
Ahok Mundur Dukung Ganjar, Menteri BUMN Erick Terus Terang Dukung Prabowo
Grand Opening 911 Coffee, Bupati Garut Sebut TNI-Polri Dukung Kedatangan Investor
Bansos BPNT Cair! Tapi Nominalnya Berubah Jadi 200 Ribu Per Bulan? Berikut Penjelasan dari Pemerintah
Erick Thohir Anggap Usulan Perubahan BUMN Jadi Koperasi Sebagai Sebuah Ironi