Gudang Marunda Blibli Beroperasi 24 Jam, Pacu Pengiriman Hanya 6 Jam

- Rabu, 10 Desember 2025 | 19:00 WIB
Gudang Marunda Blibli Beroperasi 24 Jam, Pacu Pengiriman Hanya 6 Jam

Gudang Blibli di Marunda, Jakarta Utara, kini beroperasi tanpa henti. 24 jam sehari, sepanjang tahun. Bayu Sudjono, SVP Operations Blibli, mengungkapkan fakta itu saat ditemui awak media di lokasi, Rabu (10/12) lalu. Menurutnya, fasilitas yang terintegrasi dengan layanan Fulfillment at Speed (FAS) ini menjadi tulang punggung operasi mereka.

"Di hari biasa, kita kerahkan sekitar 500 orang per shift," ujar Bayu.

Dia melanjutkan, dengan skala tenaga kerja seperti itu dan dukungan sistem FAS, gudang ini tak cuma jadi tempat penyimpanan. Fungsinya berkembang menjadi pusat pemenuhan pesanan yang langsung melayani konsumen. Artinya, begitu ada order masuk di platform Blibli, prosesnya bisa langsung diinisiasi dari Marunda dan barang dikirim ke alamat pembeli. Tak perlu lagi lewat pusat distribusi lain yang bisa makan waktu.

"Jadi lebih cepat dan langsung ke tujuan," jelasnya.

Dari segi infrastruktur, fasilitas ini memang dibangun untuk kapasitas besar. Ada 90 pintu loading yang siap melayani truk-truk kontainer 40 kaki. Kemampuannya mengolah pesanan pun mengesankan: sekitar 3.300 order per jam dalam kondisi normal, dan bisa melonjak hingga 10.000 order per jam saat periode ramai seperti harbolnas atau hari raya. Totalnya, mereka sanggup menangani maksimal 100.000 pesanan.

Ruangan penyimpanannya luas. Lebih dari 78.000 CBM disediakan untuk sistem pallet racking, ditambah 22.000 CBM lagi lewat shelving. Atap bangunan yang tingginya mencapai 15 meter dan lantai yang kuat mampu menahan beban lima ton di area racking menunjukkan ini adalah gudang kelas berat. Lokasinya sendiri sengaja dibangun pada ketinggian tertentu, antara 3,5 hingga 6,1 meter di atas permukaan laut, sebagai antisipasi dari risiko banjir.

Lalu, apa peran FAS dalam semua ini? Alvin Hadibowo, Direktur FAS, punya penjelasannya. Menurutnya, sistem ini lahir dari persoalan klasik yang dihadapi banyak merek: skalabilitas. Saat penjualan tiba-tiba meledak, urusan logistik seringkali kewalahan.

"Awalnya mungkin cuma urus 10 atau 20 order, bisa dikemas manual. Tapi lama-lama, pengalaman memenuhi pesanan (fulfillment experience) jadi kacau. Di sinilah FAS masuk, untuk menyetarakan data dan menertibkan proses," kata Alvin.


Halaman:

Komentar