Meski ditutup melemah di angka USD4.196 per troy ounce pada akhir pekan lalu, prospek emas dunia justru terlihat cerah. Bahkan, ada potensi kuat harganya melesat hingga menyentuh level USD4.400 menjelang tutup tahun 2025 nanti. Di pasar domestik, imbasnya bisa dirasakan: logam mulia diproyeksi kembali ke zona Rp2,5 juta per gram.
Lalu, apa yang mendorong optimisme ini di tengah penurunan? Pengamat Pasar Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, punya pandangannya.
“Nah ini yang ketegangan-ketegangan inilah yang membuat saya masih optimistis bahwa harga emas dunia sampai akhir tahun akan kembali mengalami penguatan,” ujarnya dalam riset yang dirilis Minggu (7/12/2025).
Menurut Ibrahim, pergerakan pekan depan akan berfluktuasi, namun dengan rentang support dan resistance yang cukup lebar. Untuk emas dunia, level resistance pertama ada di USD4.328, lalu USD4.271. Sementara supportnya diperkirakan di USD4.126 dan USD4.050.
Di pasar lokal, logam mulia diperkirakan menemui resisten di Rp2.500.000 dan Rp2.430.000 per gram. Di sisi lain, level penopangnya berada di kisaran Rp2.370.000 dan Rp2.280.000.
Fluktuasi yang bullish ini, kata Ibrahim, digerakkan oleh tiga faktor kunci. Yang paling menyita perhatian adalah situasi politik dalam negeri Amerika Serikat yang memanas. Isu pergantian pucuk pimpinan The Fed jadi sorotan.
Artikel Terkait
Listrik dan Sinyal Mulai Pulih, Warga Aceh Berbondong ke Kantor Pemerintah
Gotong Royong Warga Bireuen Estafetkan Tabung Gas Lewat Sungai dan Sling Rail
Prabowo Ganda Bantuan, Rp 4 Miliar untuk Setiap Daerah Terdampak Banjir
Bencana Aceh dan Sumatera Guncang Stabilitas Perbankan Daerah