Nah, akhir pekan ini, data dari LSEG menunjukkan mayoritas pelaku pasar tepatnya 84% udah memperhitungkan potensi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis points pada rapat mendatang. The Fed terakhir kali turunin suku bunga akhir Oktober lalu, jadi wajar kalau ekspektasi masih menguat.
Tapi jangan salah, jalan masih terjal. Komentar Ketua Fed Jerome Powell sebelumnya ngegas bahwa pemangkasan suku bunga di Desember ini bukanlah hal yang sudah dipastikan. Jadi, tetap ada kemungkinan kejutan.
Meski begitu, ada juga yang anggap rapat Desember ini nggak akan terlalu signifikan dampaknya untuk jangka panjang. Jeremiah Buckley, seorang Manajer Portofolio Ekuitas di Janus Henderson, berpendapat lain.
"Mungkin ada fluktuasi jangka pendek, tetapi apa yang mereka lakukan pada paruh pertama tahun 2026, menurut saya, lebih penting daripada bulan Desember," katanya.
Pendapat senada datang dari Tony Roth, CIO Wilmington Trust. Dia perkirakan pasar nggak akan banyak bergerak bahkan kalau The Fed beneran motong suku bunga. Soalnya, keputusan mereka udah dianggap hampir pasti. Yang bakal jadi fokus justru proyeksi kebijakan untuk tahun depan.
"Keputusan the Fed sudah sangat dipastikan pada tahap ini. Yang akan menjadi fokus utama adalah proyeksinya (tahun depan)," katanya.
Memang, pertimbangan para anggota Fed sekarang makin kompleks. Gara-gara shutdown pemerintahan federal yang nyaris satu setengah bulan itu, rilis data ekonomi jadi molor dan nggak lengkap. Mereka harus ambil keputusan dengan informasi yang mungkin belum komplet.
Artikel Terkait
Mirae Asset Soroti Emas dan Konsumsi sebagai Penopang Ekonomi Indonesia di 2026
Desember Tanpa Cuti, DJP Pacu Target Pajak 2025 Sementara Lokasi PLTN Masih Digodok
Industri Besi-Baja Pasang Alat Deteksi Radiasi, Waspada Ulang Insiden Cikande
Investasi Iklim Dirayakan, 40 Perusahaan dan 10 Tokoh Dapat Apresiasi di BEI