Bagaimana dengan LPG? Situasinya juga cukup terkendali. Pertamina menjaga stok dan distribusi tabung gas ini agar tetap aman. Saat ini, ada 574 Agen LPG dan 71 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang beroperasi melayani rumah tangga, bisnis, hingga industri. Optimasi distribusi digenjot, terutama untuk menjangkau daerah yang akses jalannya masih sulit.
Penyaluran LPG ke daerah terhambat memang diprioritaskan. Salah satu caranya dengan mengirim suplai darurat dari Teluk Bayur ke Gunung Sitoli memakai Skid Tank lewat jalur laut. Alternatif lain, bantuan suplai dari IT Dumai dikirim ke SPBE di Sumatera Utara.
Kondisi Sibolga dan Tapanuli Tengah yang masih terisolasi pun diakali dengan mitigasi khusus. Suplai darurat dikirim ke Gunung Sitoli dari Teluk Kabung pakai kapal. Sementara untuk Sibolga, suplai darurat disalurkan dari SPBE Sitoli, juga melalui laut.
Fahrougi menambahkan,
Koordinasi dengan pemerintah daerah, aparat, dan BPBD terus diperketat. Ini penting untuk memastikan alur distribusi energi ke wilayah terdampak benar-benar tidak terhambat.
tandas Fahrougi.
Terakhir, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Belilah BBM dan LPG secukupnya, sesuai kebutuhan harian saja. Mereka juga meminta warga melaporkan jika menemui potensi penyalahgunaan, lewat Pertamina Contact Center 135. Kerja sama ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan distribusi energi untuk semua.
Artikel Terkait
IHSG Pacu Kenaikan di Awal Desember, Meski Transaksi Harian Menyusut
BRI Tanam 3.000 Pohon Produktif, Serap Karbon dan Dongkrak Ekonomi Warga
WIFI Suntik Rp807,5 Miliar ke Anak Usaha untuk Genjot Bisnis Internet Fiber
OJK Permudah Aturan, Industri Gadai Siap Berbenah