PT Freeport Indonesia perlahan mulai menggerakkan kembali aktivitas di dua area tambang bawah tanahnya, DeepMill Level Zone dan Big Gossan. Kabar baik ini datang setelah insiden longsor yang terjadi akhir Oktober lalu. Yang menarik, kedua lokasi ini justru tak terkena dampak langsung dari musibah tersebut.
Di sisi lain, upaya pemulihan skala besar di Grasberg, Papua Tengah, terus digenjot. Fokusnya sekarang adalah remediasi untuk mempersiapkan peningkatan produksi di area Grasberg Block Cave (GBC). Mereka menargetkan bisa mulai beroperasi lagi secara bertahap mulai kuartal kedua tahun 2026.
Presiden sekaligus CEO Freeport McMoran, Kathleen Quirk, menegaskan komitmen perusahaannya. "Tim kami berdedikasi penuh untuk memulihkan produksi skala besar di Grasberg dengan cara yang aman, efisien, dan tentu saja bertanggung jawab," ujarnya.
Lewat sebuah keterangan resmi yang dirilis Sabtu (22/11), Kathleen juga menyebut bahwa perusahaan telah mengambil pelajaran berharga dari insiden tragis itu. "Kami sudah memasukkan pembelajaran dari kejadian tersebut ke dalam rencana jangka panjang. Beberapa inisiatif baru juga sedang dijalankan untuk mengatasi akar masalahnya," jelasnya.
Tak hanya itu, ia menekankan bahwa keselamatan kerja adalah prioritas mutlak. Hal ini dijamin akan tetap menjadi fondasi utama selama proses pemulihan operasi berlangsung, yang diharapkan bisa memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.
Artikel Terkait
Kemenkeu Percepat Aturan SPV dan Trustee untuk Genjot Investasi
Wenny dan Agen BRILink-nya: Menggebrak Desa dengan Layanan Keuangan Keliling
Tujuh Tersangka KUR Diciduk, Bank Sumsel Babel Berkomitmen Perkuat Tata Kelola
Bank Sumsel Babel Hibahkan Tenda dan Etalase untuk Dongkrak Daya Saing UMKM di Festival PALI