Indonesia dikaruniai modal hijau yang luar biasa. Hutan, lahan gambut, dan hutan bakau kita adalah aset raksasa penyerap karbon dunia. Tapi, di balik potensi ekonomi yang terus menggeliat, ada satu masalah yang mencolok. Menurut Asosiasi Zero Emisi Indonesia (AZEI), masyarakat luas masih kebingungan. Mereka belum mendapat panduan yang jelas, apalagi akses untuk ikut memanfaatkan peluang ini.
Isu inilah yang mengemuka dalam Jakarta Carbon Future Forum 2025. Acara yang digelar AZEI di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta, itu dihadiri beragam pihak. Mulai dari perwakilan DPR RI, kementerian teknis, koperasi, pelaku usaha, lembaga keuangan, sampai pakar internasional.
Menurut AZEI, kita sedang berada di fase yang krusial. Transisi menuju ekonomi hijau sedang berlangsung. Dunia bergerak cepat, investasi mulai mengalir, dan potensi alam Indonesia jadi sorotan global. Namun begitu, tanpa arah nasional yang selaras antar-lembaga, risikonya besar. Bisa-bisa kita punya modal besar, tapi manfaatnya tak sampai ke rakyat.
Akses Masih Terasa Kabur
Yang paling dirasakan AZEI, pelaku kecil seperti petani, nelayan, atau UMKM seolah tak punya jalur. Mereka belum melihat cara konkret untuk ikut serta dalam ekonomi hijau. Banyak yang bahkan belum paham apa manfaatnya, atau bagaimana memulainya.
Forum ini mencatat, peluang berbasis karbon bisa jadi sumber pertumbuhan baru. Tapi prosesnya harus dirancang dengan baik. Jangan sampai hanya dinikmati oleh pelaku besar saja. Menurut sejumlah peserta, ketidakjelasan informasi dan arah kebijakan yang berbeda-beda antarlembaga justru bisa mematikan partisipasi masyarakat dan koperasi di tingkat akar rumput.
Memimpin, Tapi Rakyat Jangan Hanya Jadi Penonton
AZEI melihat Indonesia punya peluang emas untuk jadi pemimpin global di bidang ekonomi hijau. Namun, kepemimpinan itu harus inklusif. Tanpa peta jalan yang jelas, dikhawatirkan masyarakat hanya akan jadi penonton di tengah deru percepatan global.
Artikel Terkait
Gudang dan Pabrik di Jakarta Diburu Perusahaan China, Pasokan Malah Menipis
IHSG Pacu Kenaikan 67 Poin, NATO dan TRIN Jadi Bintang Pasar
CIMB Niaga Hadirkan Pameran Kekayaan untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
Archi Indonesia Kantongi Pinjaman Sindikasi USD 421 Juta, Prospek Emas Kian Bersinar