Di sisi lain, tidak semua saham bernasib baik. Target, misalnya, harus merasakan tekanan cukup berat. Saham ritel ini merosot setelah melaporkan penjualan kuartalan yang jauh lebih buruk dari perkiraan. Rupanya, konsumen AS yang lagi ketat anggarannya mulai mengurangi belanja untuk barang-barang yang tidak terlalu penting.
Masalah lainnya datang dari sisi ketenagakerjaan. Kekhawatiran tentang pasar kerja yang mendingin masih terus berlanjut, apalagi dengan jadwal rilis data yang agak kacau karena shutdown pemerintah AS sebelumnya. Menanggapi situasi ini, Biro Statistik Tenaga Kerja AS memutuskan untuk tidak menerbitkan laporan ketenagakerjaan Oktober secara terpisah. Mereka akan menggabungkan datanya dengan laporan periode November nanti.
Jadi, meski hari ini hijau, jalan ke depan masih penwith ketidakpastian. Semuanya sekarang tergantung pada laporan Nvidia dan bagaimana pasar menanggapi hasilnya besok.
Artikel Terkait
POSCO International Kuasai Sampoerna Agro, Perkuat Cengkeraman di Bisnis Sawit Indonesia
Pundi-Pundi Negara Digeber, Bea Keluar Emas Ditaksir Raup Rp 6 Triliun
Saham SGRO Beralih Tangan, Konglomerat Korea Kuasai Lahan Sawit 129 Ribu Hektare
Investasi Hilirisasi Melonjak 58%, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah