- Kehutanan dan pengelolaan lahan berkelanjutan.
- Pengembangan dan transisi ke energi bersih.
- Penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture).
Hanif menuturkan bahwa langkah ini tidak hanya ditujukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, tetapi juga untuk memperluas akses pasar kredit karbon Indonesia di kancah internasional.
Peran Bursa Efek Indonesia (BEI) dan IDXCarbon
Dalam perkembangan terpisah, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) turut serta dalam pembukaan Paviliun Indonesia di COP30. Keterlibatan BEI difokuskan pada misi meningkatkan transparansi dan integritas pasar karbon nasional.
Pada sesi bertajuk "Indonesia’s Carbon Market Outlook: Enhancing Indonesia’s Carbon Market Integrity and Transparency", BEI menyampaikan komitmennya kepada calon pembeli global. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menegaskan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pasar karbon global.
Jeffrey menjelaskan, "IDXCarbon hadir untuk memaksimalkan potensi perdagangan karbon di Indonesia. Kami berkomitmen untuk memberikan transparansi, keandalan, dan keamanan dalam menyediakan solusi terbaik bagi seluruh pelaku perdagangan karbon di Indonesia."
Dengan langkah strategis dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku bursa, target transaksi karbon Rp16 triliun di COP30 diharapkan dapat tercapai, sekaligus mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi hijau dunia.
Artikel Terkait
BRI Borong 3 Penghargaan Bergengsi di Asia Sustainability Reporting Awards 2025
IHSG Turun ke 8.361,93! Sektor Properti Melonjak 2,40% Jadi Penopang Utama
Rupiah Melemah ke Rp16.751: Faktor The Fed & Proyeksi ke Depan (2025)
Target 80 Ribu Koperasi Desa Merah Putih Dipercepat, Selesai 2026