Menteri Ekonomi Swiss, Guy Parmelin, menyatakan bahwa batas tarif 15 persen ini juga akan berlaku untuk tarif Section 232 di masa depan yang mungkin diterapkan pada sektor lain, seperti semikonduktor. Hal ini menempatkan posisi Swiss setara dengan Uni Eropa di pasar AS. "Kesepakatan ini menempatkan Swiss pada level yang sama dengan Uni Eropa. Risiko tarif sektor-spesifik yang jauh lebih tinggi kini dapat dihindari," ujarnya.
Sebagai bentuk timbal balik, Pemerintah Swiss berkomitmen untuk menurunkan bea masuk untuk berbagai produk industri, ikan dan makanan laut, serta produk pertanian AS yang dianggap tidak sensitif. Swiss juga akan memberikan kuota tarif bebas bea untuk impor 500 ton daging sapi, 1.000 ton daging bison, dan 1.500 ton daging unggas dari Amerika Serikat.
Sambutan Positif dari Pelaku Industri Swiss
Kesepakatan dagang ini disambut dengan sangat baik oleh pelaku industri di Swiss. Bagi mereka, perjanjian ini menyetarakan posisi daya saing mereka dengan para kompetitor dari Uni Eropa yang telah lebih dahulu menikmati tarif 15 persen untuk ekspor mereka ke AS.
Presiden Swissmechanic, Nicola Tettamanti, menyebut kabar ini sebagai perkembangan yang positif. "Bagi sektor industri yang sejak Agustus dikenakan tarif 39 persen, ini adalah kabar baik. Untuk pertama kalinya, kami berada dalam kondisi yang sama di pasar AS dengan kompetitor Eropa," katanya.
Menurut analisis dari KOF Swiss Economic Institute di ETH Zurich, sektor-sektor seperti mesin, instrumen presisi, jam tangan, dan makanan dari Swiss diperkirakan akan merasakan manfaat paling besar dari penurunan tarif ini. Lembaga ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Swiss pada tahun 2026 dapat meningkat menjadi lebih dari 1 persen, berkat dampak positif dari perjanjian dagang ini.
Data dari Biro Sensus AS mencatat bahwa Swiss mencatatkan surplus perdagangan barang dengan AS sebesar 38,3 miliar Dolar AS pada tahun 2024. Angka ini kemudian melonjak signifikan menjadi 55,7 miliar Dolar AS pada periode 2025 hingga Juli, didorong oleh lonjakan impor AS dari Swiss tepat sebelum penerapan kebijakan tarif tertentu pada awal April.
Artikel Terkait
Proyeksi Produksi Batu Bara 2026 Turun: Dampak & Strategi PTBA Menghadapinya
MTO Saham KEJU: Harga Rp614 & Periode Penawaran 14 Nov - 13 Des 2025
IHSG Cetak All Time High ke-13: Analisis Lengkap & Target Pasar Modal 2025
BUMI Akuisisi Jubilee Metals & Laman Mining: Strategi Ekspansi Tambang Emas dan Bauksit 2024