Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Yordania sebenarnya bukan hal baru. Rosan menjelaskan bahwa telah ada kemitraan di bidang bahan baku pupuk yang sudah berjalan. Bahkan, separuh dari kerja sama tersebut telah diimplementasikan di Indonesia. Rencananya, kolaborasi ini akan diperluas, termasuk dengan rencana investasi Indonesia untuk pengembangan fosfat dan potas di Yordania.
Inisiatif ini sejalan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Yordania pada April lalu, di mana pemerintah Indonesia menyampaikan minatnya untuk membeli bahan baku pupuk dalam volume besar, khususnya fosfat dan potasium.
Peluang Kontrak Jangka Panjang dan Keunggulan Harga
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia membuka peluang untuk menjalin kontrak jangka panjang dalam pengadaan bahan baku pupuk tersebut. Keputusan akhir akan diambil setelah mempertimbangkan aspek keuntungan bagi Indonesia.
Menurut Amran, bahan baku pupuk dari Yordania tercatat sebagai salah satu yang paling murah di pasar global. Meskipun jarak pengiriman dari Yordania ke Indonesia relatif lebih jauh dibandingkan dengan negara pemasok lain, hal tersebut tidak menjadi penghalang selama harga yang ditawarkan tetap lebih kompetitif dan menguntungkan secara finansial bagi Indonesia.
Artikel Terkait
Proyeksi Produksi Batu Bara 2026 Turun: Dampak & Strategi PTBA Menghadapinya
MTO Saham KEJU: Harga Rp614 & Periode Penawaran 14 Nov - 13 Des 2025
IHSG Cetak All Time High ke-13: Analisis Lengkap & Target Pasar Modal 2025
BUMI Akuisisi Jubilee Metals & Laman Mining: Strategi Ekspansi Tambang Emas dan Bauksit 2024