47 PLTU di Indonesia Adopsi Co-firing Biomassa, Tekan Emisi Karbon

- Kamis, 13 November 2025 | 18:30 WIB
47 PLTU di Indonesia Adopsi Co-firing Biomassa, Tekan Emisi Karbon

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan kemajuan signifikan dalam program dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan. Saat ini, sebanyak 47 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia telah mengadopsi teknologi co-firing biomassa. Teknik ini menggantikan sebagian batu bara dengan bahan bakar organik ramah lingkungan dalam proses pembakaran.

Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Tri Winarno, program co-firing biomassa pada PLTU adalah strategi pemerintah untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan dari sektor energi. Penerapan teknologi hijau ini menunjukkan perkembangan pesat, dari yang awalnya hanya 6 pembangkit pada tahun 2020, melonjak menjadi 47 pembangkit hingga Oktober 2025.

Hingga periode yang sama, volume biomassa yang berhasil dimanfaatkan melalui skema co-firing telah mencapai 1,8 juta ton. Penggunaan biomassa dalam jumlah besar ini telah menghasilkan produksi energi listrik sebesar 1,78 juta Megawatt Hour (MWh).

Sebagai perbandingan, produksi listrik dari batu bara pada unit PLTU yang sama tercatat sebesar 193 juta MWh. Dengan data tersebut, rasio pemanfaatan biomassa terhadap batu bara di PLTU yang telah menerapkan co-firing mencapai angka 3,36 persen. Pencapaian ini menjadi langkah nyata dalam transisi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Komentar