Mengenal Lebih Dekat PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) dan Para Pemegang Sahamnya
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk, yang dikenal dengan kode saham PJHB, merupakan perusahaan publik yang bergerak di sektor transportasi dan logistik kelautan. Fokus utama bisnis emiten ini adalah menyediakan jasa angkutan laut untuk barang-barang alat berat dan kontainer.
Profil Singkat Perusahaan PJHB
PJHB resmi menjadi perusahaan terbuka dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 November 2025. Dalam penawaran umum perdana (IPO), perusahaan melepas 480 juta saham, setara dengan 20 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor. Perusahaan yang berkantor pusat di Samarinda, Kalimantan Timur ini telah beroperasi sejak tahun 2008, melayani kebutuhan pengangkutan alat berat untuk sektor-sektor vital seperti minyak dan gas (migas), perkebunan, pertambangan, dan industri lainnya.
Jenis alat berat yang biasa diangkut oleh armada PJHB sangat beragam, mencakup ekskavator, bulldozer, trafo, boiler, tangki, generator, pipa, dan dump truck. Untuk mendukung operasionalnya, perseroan saat ini mengoperasikan lima armada kapal dengan total kapasitas angkut antara 1.300 hingga 2.500 metrik ton.
Rencana Ekspansi dan Penggunaan Dana IPO
Sebagian besar dana yang berhasil dihimpun dari kegiatan IPO, tepatnya 94,11 persen, akan dialokasikan untuk pengembangan armada. Perusahaan berencana membangun tiga unit kapal baru berjenis LCT (Landing Craft Transport). Kapal LCT ini dirancang khusus untuk mengangkut alat berat dan masing-masing akan memiliki kapasitas muat sebesar 2.500 DWT (Dead Weight Ton). Penambahan armada ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas operasional dan pangsa pasar PJHB.
Struktur Kepemilikan Saham PJHB
Informasi kepemilikan saham PJHB dapat dilihat berdasarkan prospektus perusahaan. Berikut ini adalah daftar pemegang saham pendiri sebelum dilakukannya Initial Public Offering (IPO).
Artikel Terkait
BEI Cabut Suspensi Saham SOHO: Ini Jadwal Perdagangan & Dampak Pindah ke Papan FCA
BI Pastikan Rupiah Segera Menguat: Penyebab & Langkah Stabilisasi
Harga CPO Rebound: Analisis Lengkap Penyebab & Proyeksi 2024-2026
Utang WIKA Rp 29 Triliun: Strategi Restrukturisasi 2026 dan Rencana Pemulihan