Sebagai bagian dari strateginya, Grab telah menjalankan uji coba kendaraan otonom pada September 2025 dengan bermitra bersama WeRide, sebuah operator robotaxi asal China. Tidak hanya itu, Grab juga mengumumkan investasi ekuitas di WeRide yang rencananya akan diselesaikan pada paruh pertama tahun depan.
Investasi ini disebut Anthony Tan sebagai langkah strategis jangka panjang untuk memimpin adopsi kendaraan otonom di kawasan Asia Tenggara. Selain WeRide, Grab juga melakukan investasi di May Mobility, sebuah penyedia kendaraan otonom berbasis di Amerika Serikat yang telah memulai layanan robotaxi komersial di AS.
Tantangan Kendaraan Otonom di Asia Tenggara
Meski berkomitmen penuh, CEO Grab mengakui bahwa kendaraan swakemudi mungkin menghadapi tantangan yang lebih besar di Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh biaya tenaga kerja yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan pasar maju seperti AS atau Singapura.
"Akan membutuhkan waktu yang cukup lama agar unit ekonomi mencapai paritas dengan pengemudi manusia," ujar Tan mengenai tantangan efisiensi biaya ini.
Dengan segala persiapan dan investasi yang dilakukan, langkah Grab meluncurkan robobus ini menjadi tonggak penting menuju masa depan transportasi umum yang otonom dan cerdas di Singapura dan sekitarnya.
Artikel Terkait
AS Kejar Kapal Tanker Sanksian di Dekat Venezuela, Ketegangan Picu Kekhawatiran Harga Minyak
Pemerintah Pilih PP untuk Atur Penempatan Polisi di Jabatan Sipil
Cekcok di Jalan Ciledug Berujung Maut, Seorang Pemuda Tewas Tertabrak
Gempa 5,6 SR Guncang Malut dan Sulut, Getaran Terasa hingga Manado