Hubungan antara Sartika dan Bu Maya menjadi kekuatan utama film. Sartika merepresentasikan perjuangan ibu muda melawan stigma masyarakat, sementara Bu Maya menampilkan sisi perempuan yang telah ditempa kerasnya kehidupan.
Claresta Taufan menghadirkan penampilan memukau sebagai Sartika, didukung riset mendalam dengan berinteraksi langsung dengan perempuan di Pantura. Christine Hakim menghidupkan karakter Bu Maya dengan kompleksitas dan kedalaman emosi yang luar biasa.
Keunikan Tema Film Pangku
Berbeda dengan film bertema ibu lainnya seperti Athirah (2016) atau Bila Esok Ibu Tiada (2024), Pangku menawarkan perspektif lebih sunyi dan kelam. Film ini menyoroti kesendirian dan perjuangan ibu di tengah sistem yang memaksa mereka mengambil pilihan sulit.
Reza Rahadian yang menulis naskah bersama Felix K. Nesi, terinspirasi dari perjuangan ibunya sebagai single mother. Pangku menjadi dedikasi dan penghormatan mendalam untuk semua ibu.
Kesimpulan Review Film Pangku
Meski beberapa adegan terasa lambat bagi penonton yang tidak terbiasa dengan film festival, Pangku tetap menjadi karya yang layak diapresiasi. Film ini menyampaikan pesan kuat tentang ketangguhan perempuan melalui akting memukau Christine Hakim dan Claresta Taufan.
Pangku bukan sekadar debut penyutradaraan Reza Rahadian, tetapi juga persembahan cinta untuk para ibu yang tak kenal lelah berjuang demi anak-anak mereka.
Artikel Terkait
Senja Bergoyang: DJ Cakra dan Mikel Sulap Sore CBD Ciledug Jadi Panggung Musik
Oppo A6 Serbu Pasar Entry-Level dengan Baterai Super Besar
Bupati Bekasi dan Sang Ayah Hadapi Pemeriksaan KPK, Berdua Pakai Peci
Pertamina Luncurkan Biosolar Performance, Solusi Atas Keluhan Industri Soal B40