"Prinsip utama kami adalah menyeimbangkan antara pengembangan destinasi dan pelestarian alam. Setiap inovasi harus selaras dengan keberlanjutan lingkungan dan keaslian daya tarik wisata," tegas Hariyanto.
Kemenpar pun mendorong penerapan konstruksi hijau dalam pembangunan lift Nusa Penida. Rekomendasi mencakup pemanfaatan teknologi energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon dan dampak pemanasan global.
Partisipasi masyarakat lokal juga menjadi perhatian khusus. "Kami mendorong keterlibatan masyarakat dalam perencanaan dan operasional lift. Hal ini penting untuk pemerataan manfaat ekonomi dan pelestarian kearifan lokal Nusa Penida," papar Hariyanto.
Data terbaru membuktikan bahwa pembangunan lift justru berdampak positif pada kunjungan wisata. Berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung, terjadi lonjakan signifikan dari 714.335 wisatawan (2023) menjadi 1.108.791 kunjungan pada tahun 2024. Angka ini mengkonfirmasi bahwa pembangunan infrastruktur yang bertanggung jawab dapat menjadi katalis pertumbuhan pariwisata berkelanjutan di Nusa Penida.
Artikel Terkait
Pramono Anung Buka Suara: Bantuan DKI untuk Korban Banjir Sumatera Tak Hanya Sekali
Kreator Lokal Dijadikan Ujung Tombak, Menparekraf Pacu Ekraf Hingga ke Pelosok
BI Akui Dana Pemerintah Rp200 T Belum Cukup Tekan Bunga Kredit
Pemulihan Infrastruktur Pascabanjir Sumatra: 81 Persen Jalan Nasional Kembali Berfungsi