Sosok R.C.L. Senduk: Perwakilan Jong Celebes yang Terlupakan di Balik Sumpah Pemuda 1928

- Selasa, 28 Oktober 2025 | 04:35 WIB
Sosok R.C.L. Senduk: Perwakilan Jong Celebes yang Terlupakan di Balik Sumpah Pemuda 1928

Perwakilan Jong Celebes di Sumpah Pemuda 1928: Sosok dan Perannya

Pertanyaan mengenai siapa perwakilan Jong Celebes di Sumpah Pemuda 1928 mengarah pada satu nama penting: Rumondor Cornelis Lefrand Senduk. Peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 merupakan momen bersejarah yang mempersatukan perjuangan pemuda Indonesia, yang sebelumnya bersifat kedaerahan, menjadi perjuangan nasional.

Latar Belakang Menuju Sumpah Pemuda

Gagasan untuk mempersatukan organisasi pemuda mulai muncul seiring dengan berdirinya berbagai perkumpulan seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Minahasa, dan Jong Celebes. Setelah Kongres Pemuda Pertama pada 1926, Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) terbentuk dan kemudian mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan Kongres Pemuda Kedua.

Susunan Panitia Kongres Pemuda II

Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda dipersiapkan melalui serangkaian pertemuan. Terbentuklah panitia yang diketuai oleh Soegondo Djojopoespito (PPPI) dengan wakil RM Djoko Marsaid (Jong Java). Dalam struktur panitia ini, perwakilan dari Jong Celebes, R.C.L. Senduk, ditunjuk sebagai salah satu pembantu panitia.

Profil R.C.L. Senduk: Perwakilan Jong Celebes

Rumondor Cornelis Lefrand Senduk adalah sosok multi-talenta asal Minahasa, Sulawesi Utara. Sebagai perwakilan Jong Celebes, dia tidak hanya aktif dalam pergerakan pemuda tetapi juga berprofesi sebagai dokter. Kiprahnya dalam pergerakan nasional bahkan membuatnya sempat diasingkan oleh Belanda ke Papua. Kontribusi besarnya lainnya adalah merancang pembentukan Palang Merah Indonesia (PMI) pada tahun 1939.

Kesimpulan

Jawaban dari pertanyaan siapa perwakilan Jong Celebes di Sumpah Pemuda 1928 adalah Rumondor Cornelis Lefrand Senduk. Perannya dalam panitia Kongres Pemuda II menegaskan pentingnya representasi pemuda Sulawesi dalam peristiwa monumental yang mempersatukan bangsa Indonesia.

Komentar