Sementara untuk mahasiswa yang bersangkutan dialihkan bimbingan skripsinya kepada dosen lainnya sampai proses pemeriksaan selesai dilaksanakan.
"Itu kan jelas melanggar regulasi yang telah ditentukan UMS (terkait bimbingan skripsi di luar kampus). Dan bimbingan sekarang dihentikan dan dialihkan ke dosen lain," kata dia.
Terkait kasus tersebut, Em Sutrisna menjelaskan bahwa pihak UMS sebenarnya memiliki banyak satuan tugas untuk melindungi warga kampus baik dosen, tenaga pendidik maupun mahasiswa yang tengah mengalami masalah.
"Jadi sebenarnya UMS banyak satuan tugas, kita punya Health Promoting University yang di dalamnya ada divisi anti perundungan, anti bullying, anti pelecehan seksual, dan pencegahan penyakit mental itu ada. Di mahasiswa kita juga namanya Student Mental Health Well Being Sport, jadi mahasiswa-mahasiswa yang punya trauma psikologis akibat seperti itu bisa konsultasi ke bidang tiga," lanjutnya.
Em Sutrisna juga menegaskan bahwa pihaknya menjamin transparansi terkait dugaan kasus pelecehan yang tengah terjadi. Pihaknya juga berupaya melindungi kedua belah pihak baik mahasiswa yang bersangkutan maupun oknum dosen yang diduga melakukan pelecehan selama proses pemeriksaan.
"Semua informasi yang masuk akan didalami tim disiplin, jadi masih dalam penanganan. Intinya yang salah kita proses, yang benar tetap kita pulihkan namanya," pungkasnya.
Dalam postingan yang viral itu, diketahui, saat bimbingan dosen tersebut meminta untuk mahasiswi tersebut memeluknya. Namun mahasiswi ini menolak. (*)
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
Potongan Harga Tol Trans Jawa Siap Sambut Arus Mudik Nataru
Hunian Tetap Mulai Dibangun, Warga Sumatera Tinggalkan Tenda Darurat
MNC Group Pacu Karyawan Kuasai Sistem Pajak Baru Jelang 2026
Peternak Sapi Se-Indonesia Galang Rp800 Juta untuk Korban Bencana Sumatra