Sebenarnya, ini bukan aksi mobilisasi pertama. Sebelumnya, sudah ada pengiriman 40 ton cabai dari Aceh ke Jakarta menggunakan pesawat Hercules. Aksi itu dilakukan setelah Kepala Bapanas yang juga merangkap Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mendapat laporan dari para bupati di Aceh.
Mereka melaporkan produksi cabai melimpah, namun sulit dipasarkan pasca-bencana.
“Kami dihubungi Bupati Aceh Tengah dan Bener Meriah. Katanya, stok cabai banyak. Saya langsung perintahkan untuk dibeli dengan harga menguntungkan, jangan ditawar. Mereka sedang kena musibah,” kenang Amran saat meninjau kedatangan cabai di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (17/12/2025).
Prinsipnya tegas. "Petani kita, termasuk petani cabai, tidak boleh rugi. Hasil jerih payah mereka harus terdistribusi dengan baik ke daerah konsumen yang membutuhkan, seperti Jakarta. Ini yang kami lakukan."
Secara nasional, kondisi pasokan cabai sebenarnya cukup aman. Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan, produksi cabai besar pada Desember 2025 diproyeksikan melonjak 22,3% dibanding bulan sebelumnya. Angkanya bisa mencapai 127,8 ribu ton, naik dari November yang sekitar 104,5 ribu ton.
Sementara untuk cabai rawit, produksi Desember diperkirakan menyentuh 108,6 ribu ton. Padahal, kebutuhan konsumsi bulanan nasional untuk kedua jenis cabai itu hanya berkisar 76-78 ribu ton. Artinya, produksi masih jauh di atas kebutuhan.
Stok akhir tahun juga terpantau mencukupi. Estimasi untuk cabai besar sekitar 63,4 ribu ton, sedangkan cabai rawit diperkirakan tersisa 49,3 ribu ton. Dengan angka-angka itu, setidaknya dari sisi ketersediaan, tidak ada alasan untuk khawatir.
Artikel Terkait
Bobibos Boyong Teknologi Jerami ke Timor Leste, Dapat Lahan 25 Ribu Hektare
Malam Mencekam di Labuan Bajo: Kapal Wisata Tenggelam, Satu Keluarga Turis Spanyol Hilang
Pelita Air Sambut Natal dengan Kado Airbus A320 untuk Hadapi Nataru
Mimpi Gaji Rp9 Juta di Kamboja, Nyatanya Jadi Korban Sindikat Penipuan Online