Kereta Setan hingga Klub Eksklusif: Kisah Motor yang Mengubah Jalanan Hindia Belanda

- Rabu, 24 Desember 2025 | 01:06 WIB
Kereta Setan hingga Klub Eksklusif: Kisah Motor yang Mengubah Jalanan Hindia Belanda

Hampir mustahil membayangkan hidup tanpa motor. Kendaraan beroda dua ini sudah jadi bagian dari keseharian kita, mengantar dengan cepat ke mana saja, jauh lebih efisien ketimbang jalan kaki. Makanya, nggak heran kalau sekarang hampir setiap rumah punya setidaknya satu unit. Tapi, tahukah kamu bahwa cerita motor di negeri ini ternyata sudah dimulai sejak zaman kolonial?

Keberadaannya bisa dilacak hingga akhir abad ke-19. Saat itu, motor masih barang mewah yang cuma bisa dinikmati segelintir orang. Motor pertama yang beredar di Hindia Belanda adalah buatan Eropa, dari pabrikan Hildebrand & Wolfmüller. Bagi kebanyakan masyarakat pribumi, penampilannya sungguh asing dan menakutkan.

Seperti dicatat Abdul Hakim dalam Jakarta Tempo Doeloe, reaksi orang-orang saat itu cukup ekstrem.

Mereka tercengang dan terbengong-bengong, sampai-sampai menjulukinya “kereta setan”.

Meski awalnya dianggap aneh, lambat laun motor justru memikat kalangan atas. Orang-orang Eropa dan beberapa Bumiputera dari kelas elite mulai tertarik. Mereka pun mengimpor lebih banyak unit dari Eropa dan perlahan membentuk lingkaran eksklusif mereka sendiri.

Klub Motor: Awal Sebuah Komunitas

Di awal 1900-an, jumlah pemilik kendaraan bermotor masih bisa dihitung jari. Karena merasa sedikit, mereka akhirnya bersepakat untuk mendirikan perkumpulan. Komunitas motor pertama yang tercatat sejarah adalah Javasche Motor Club (JMC), berdiri resmi pada 27 Maret 1906 di Semarang. Tujuannya sederhana saja: mempertemukan para pemilik motor.

Namun begitu, komunitas ini tak lama stagnan. Perkembangannya pesat, bahkan diakui secara resmi oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada 1908, namanya berganti menjadi Koninklijke Nederlands Indische Motor Club (KNIMC). Perannya pun meluas, nggak cuma sekadar kumpul-kumpul, tapi juga menyentuh urusan regulasi lalu lintas dan kegiatan pariwisata. Motor menjadi simbol status dan gaya hidup modern. Anggotanya? Kebanyakan para pengusaha pabrik yang sudah punya motor.

Di sisi lain, dunia media juga mulai meramaikan. Akhir 1913, terbit majalah Magneet sebagai corong resmi Motor-Wielrijders Bond. Majalah ini diduga kuat jadi jurnal pertama di Hindia Belanda yang khusus membahas kehidupan jalanan modern, terutama aktivitas klub motor.


Halaman:

Komentar