Dampaknya diperkirakan akan meluas. Pasar EAEU yang terbuka bisa menarik lebih banyak pelaku usaha dari sana. Bahkan, produk Indonesia berpotensi merambah pasar sekitarnya seperti negara-negara Asia Tengah.
Dari sisi EAEU, harapannya juga besar. Bakytzhan Sagintayev, Kepala Komisi Uni Ekonomi Eurasia, menyatakan pertemuan itu membahas isu strategis mulai dari perdagangan hingga logistik.
“Hari ini kami menandatangani dokumen penting, yaitu FTA antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia," ujar Sagintayev.
"Kami berharap, setelah perjanjian ini mulai diimplementasikan, perdagangan antara negara-negara kami dapat meningkat hingga dua kali lipat,” harapnya.
Namun begitu, tandatangan di atas kertas hanyalah awal. Djatmiko Bris Witjaksono, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional, menekankan bahwa pekerjaan sesungguhnya baru dimulai.
"Walaupun perundingan telah selesai, pekerjaan sebenarnya baru dimulai," kata Djatmiko.
"Kolaborasi seluruh pihak dibutuhkan untuk memastikan bahwa FTA dengan Uni Ekonomi Eurasia dapat dimanfaatkan secara optimal dan berbagai tantangan implementasi dapat diatasi secara efektif," imbuhnya.
Data perdagangan menunjukkan ada ruang untuk tumbuh. Periode Januari-Oktober 2025, total perdagangan kedua pihak tercatat USD 4,4 miliar, dengan Indonesia masih mengalami defisit. Ekspor kita ke sana sebesar USD 1,76 miliar, sementara impor kita dari mereka mencapai USD 2,64 miliar.
Pada tahun sebelumnya, 2024, EAEU adalah tujuan ekspor ke-24 dan sumber impor ke-17 bagi Indonesia. Komoditas andalan ekspor kita ke kawasan itu didominasi produk pertanian: minyak sawit, minyak kelapa, kopi, dan kakao. Sementara kita banyak mengimpor batu bara, pupuk, gandum, dan besi baja dari mereka.
Perjanjian ini menjadi FTA kedua Indonesia dengan kawasan Eropa, setelah perjanjian dengan European Free Trade Association (EFTA) yang telah berlaku sejak akhir 2021. Sebuah langkah strategis untuk membuka lebih banyak jalan di peta perdagangan global.
Artikel Terkait
Hunian Tetap Mulai Dibangun, Warga Sumatera Tinggalkan Tenda Darurat
MNC Group Pacu Karyawan Kuasai Sistem Pajak Baru Jelang 2026
Peternak Sapi Se-Indonesia Galang Rp800 Juta untuk Korban Bencana Sumatra
Relawan TelkomGroup Bawa 75 Ribu Liter Air Bersih untuk Korban Bencana Aceh