Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa terlihat santai saja menanggapi proyeksi Bank Dunia. Lembaga itu meramalkan defisit APBN bakal melebar hingga tahun 2027. Tapi bagi Purbaya, prediksi semacam itu bukan hal baru. Menurutnya, angka-angka dari lembaga internasional kerap meleset dari kenyataan.
"Ya suka-suka dia, dia prediksi boleh, enggak prediksi juga enggak apa-apa. Tapi kan selama ini sering meleset,"
ujarnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Minggu (21/12/2025). Nada bicaranya cukup cair, mencerminkan keyakinan bahwa pemerintah memegang kendali penuh.
Di sisi lain, Purbaya menekankan bahwa arah kebijakan fiskal sepenuhnya ada di tangan pemerintah. Semuanya bergantung pada seberapa efektif pengelolaan pendapatan dan belanja negara. Ia meyakini, kunci utamanya terletak pada kepiawaian menjaga keseimbangan. Antara penerimaan dari pajak, bea cukai, dan PNBP di satu sisi, dengan belanja negara di sisi lain.
"Defisit melebar atau enggak tergantung kepiawaian kita untuk mengendalikan belanja dan meningkatkan pendapatan dari pajak maupun bea cukai maupun PNBP,"
katanya menegaskan.
Sebagai langkah konkrit, Kementerian Keuangan kini sedang menggenjot pemanfaatan teknologi. Kecerdasan buatan atau AI difokuskan untuk pengawasan di pelabuhan. Tujuannya jelas: memangkas potensi kebocoran penerimaan di Bea dan Cukai.
Artikel Terkait
Bahlil Pastikan Stok BBM dan LPG Aman untuk Perayaan Nataru
Relawan BUMN Serbu Aceh, BNI Kerahkan Truk dan Tenaga untuk Pemulihan Bencana
Soekarno-Hatta Padat, Puncak Mudik Natal 2025 Capai 194 Ribu Penumpang
Kapolri Ingatkan Ancaman Cuaca Ekstrem di Tengah Persiapan Nataru