Namun begitu, sikapnya tampak berbeda saat berhadapan dengan Trump. Dalam acara pemberian penghargaan, Infantino memuji mantan presiden itu habis-habisan. Ia menyoroti peran Trump dalam Perjanjian Abraham, yang mendamaikan Israel dengan sejumlah negara Arab dan Muslim tentu saja, dengan mengesampingkan status Palestina.
"Inilah yang kami inginkan dari seorang pemimpin, seorang pemimpin yang peduli terhadap rakyat. Kita ingin hidup di dunia yang aman," kata Infantino dengan penuh semangat.
"Bapak Presiden, Anda benar-benar pantas menerima Hadiah Perdamaian FIFA pertama atas tindakan Anda, atas apa yang telah Anda peroleh dengan upaya Anda," tambahnya.
Trump sendiri, seperti diduga, menyambut penghargaan ini dengan sukacita. Ia menyebutnya sebagai salah satu penghormatan terbesar yang pernah diterimanya. Klaim-klaim lamanya pun diulang: bahwa masa kepresidenannya konon telah menyelamatkan jutaan nyawa dan mengakhiri delapan perang berbeda.
Jadi, di satu sisi ada pemain yang didenda karena menyuarakan hati nurani. Di sisi lain, ada pimpinan tertinggi sepak bola dunia yang dengan leluasa menjalin hubungan mesra dengan kekuasaan. Kontras yang sulit dijelaskan, dan semakin mengaburkan batas antara olahraga dan permainan politik.
Artikel Terkait
Akses Logistik Terbuka, Pemulihan Pasca-Banjir Sumatra Barat Mulai Terlihat
Menteri Agama: Merusak Alam adalah Pengkhianatan terhadap Pesan Langit
49 Juta Piring Terisi: Program Makanan Gratis Prabowo Setara Beri Makan 7 Singapura
Mendag Lepas Ekspor Wafer Konimex ke Jepang, Buktikan Kualitas Indonesia Lolos Standar Ketat