Dugaan Pembengkakan Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh: Analisis Ekonom Ungkap Potensi Kerugian Negara
Proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh kembali menjadi sorotan. Seorang ekonom mengungkap adanya indikasi pembengkakan anggaran yang diduga berpotensi merugikan keuangan negara dalam jumlah fantastis.
Analisis Ekonom: Ada "Rencana Jahat" di Balik Pergantian Negara Pemodal?
Anthony Budiawan, ekonom dari Political Economy and Policy Studies (PEPS), menyampaikan analisis mengejutkan dalam diskusi virtual bertajuk "Whoosh: Proyek Sosial, Politik, Bisnis, atau Lahan Korupsi". Menurutnya, pergantian pemodal proyek dari Jepang ke China menyimpan masalah fundamental.
"Kalau ini kemudian diubah (dari Jepang ke China), maka di situ ada rencana jahat," tegas Anthony dalam forum yang diselenggarakan Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita.
Alasan Pergantian ke China Dinilai Tak Memiliki Dasar Hukum Kuat
Anthony mempertanyakan alasan pemerintah mengalihkan proyek Whoosh dari Jepang ke China. Menurut penelusurannya, alasan yang disampaikan pemerintah terbilang tidak memiliki kekuatan hukum yang berdasar.
"Alasannya adalah bahwa Jepang meminta jaminan dari pemerintah, atau dengan kata lain government to government. Padahal seperti proyek MRT saja mereka (Jepang) juga meminta jaminan," urainya.
Yang lebih memprihatinkan, China dinyatakan menang meskipun menawarkan harga lebih mahal. Nilai proyek yang awalnya 5,5 miliar dolar AS kemudian naik menjadi 6,07 miliar dolar AS.
Artikel Terkait
Utang Whoosh Rp2 Triliun Per Tahun Disoroti Puan Maharani, Akan Dibahas DPR
BIMTEKNAS PKS 2025: Strategi Penguatan Pejabat Publik untuk Tata Kelola & Kesejahteraan
Anggaran Pemda Selalu Terealisasi Penuh, Ketua Banggar DPR RI: Pasti Habis
Prof Henri Subiakto Kritik Jokowi: Rekayasa Pencalonan Gibran Cawapres Diungkap