Karma Politik Bahlil, Kini Kepemimpinan Golkar Mencari Trah Militer dan Trah Soeharto!

- Jumat, 22 Agustus 2025 | 20:45 WIB
Karma Politik Bahlil, Kini Kepemimpinan Golkar Mencari Trah Militer dan Trah Soeharto!




MURIANETWORK.COM - Terpilihnya Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Golkar pada Munas XI yang digelar di JCC Senayan Jakarta pada 21 Agustus 2024 lalu adalah peristiwa sabotase politik kepemimpinan Airlangga Hartarto, publik menduga mundurnya Airlangga merupakan paksaan pihak penguasa saat itu untuk memancangkan tiang politik Jokowi pasca purna dari jabatannya.


Jelang 1 tahun kepemimpinan Partai Golkar di tangan Bahlil Lahadalia ada suasana batin yang berbeda di tubuh Partai Golkar, sejumlah tokoh senior tak lagi dilibatkan dalam kepengurusan inti menjalankan roda organisasi. 


Bahlil Seakan ingin mencabut akar pengaruh senior Partai Golkar sehingga mudah mengendalikan partai.


Namun Bahlil Melupakan sejarah dan titisan para pendiri partai golkar sehingga mengusik para senior terdahulu, hari ini ada gerakan tokoh-tokoh senior Golkar sedang membujuk Tokoh Militer bahkan Keluarga Cendana yaitu Mbak Tutut Soeharto agar kembali aktif bahkan meminta memimpin Partai Golkar.


Mbak tutut adalah tokoh politik nasional yang pengaruhnya masih kuat karena kepribadiannya yang humanis, visioner dan progresif. 


Mbak Tutut bisa menjadi figur yang diterima di kalangan tokoh dan grassroot Partai Golkar di seluruh indonesia, terlebih melihat sepak terjangnya yang pernah menjadi Ketua Umum Palang Merah Indonesia(PMI), anggota DPR/MPR RI dari Fraksi Golkar, Menteri Sosial RI hingga menjadi Ibu Negara menggantikan Ibunya, Tien Soeharto.


Mbak Tutut alias Siti Hardijanti Hastuti Rukmana ternyata pelopor Program Makan Gratis kala menjabat Menteri Sosial RI dalam Kabinet Pembangunan VII, Mbak Tutut Soeharto berpandangan bahwa Kebijakan makan gratis bagian dari upaya pemerintah dalam menanggulangi dampak krisis moneter untuk jangka pendek, Sasaran utama makan gratis adalah warga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sedangkan rencana jangka panjangnya, korban PHK dibantu dengan program Takesra/Kukesra (Tabungan Kesejahteraan Rakyat/Kredit Usaha Kesra).


Pertanyaannya apakah Tutut Soeharto mau kembali terjun ke dunia politik? 


Pada pileg 2024 lalu,Tutut Soeharto muncul di panggung kampanye terbuka partai Golkar di wilayah Jakarta Timur, Histori sepak terjang Partai Golkar memang melekat dengan Putra-Putri hingga cucu H.M. Soeharto Presiden Kedua Republik Indonesia yang juga pendiri Partai Golkar, berbekal kecerdasan dan kelihaian menavigasi iklim politik Indonesia, Soeharto mampu mengantar dan mempertahankan kejayaan Partai Golkar.


Semua kemungkinan bisa terjadi, jika Presiden Prabowo Subianto memberi kode lampu hijau maka sangat mudah menumbangkan Bahlil dari kursi ketua umum, jika itu terjadi maka karma politik akan menimpa menteri ESDM itu, mengingat Partai Golkar adalah partai yang selalu dekat dengan penguasa, sehingga kelompok-kelompok internal Partai Golkar yang ingin mengubah pucuk kepemimpinan Partai Golkar lebih baik membujuk Istana “ Presiden Prabowo” daripada membujuk Tutut Soeharto dan Tokoh Militer.


Agus Widjajanto Cermati Dorongan Agar Mbak Tutut Kembali ke Golkar


Praktisi hukum sekaligus pemerhati masalah politik, sosial, dan budaya (Polsosbud) Agus Widjajanto mencermati adanya dorongan dari akar rumput agar Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana atau Mbak Tutut bisa kembali ke Partai Golkar.


Menurut Agus, adanya harapan dari akar rumput Partai Golkar agar Mbak Tutut kembali ke parpol berlambang beringin rindang bisa dipahami karena sekarang tidak ada pengurus partai itu dari keluarga Presiden kedua RI Soeharto.


"Ada dorongan dari berbagai elemen masyarakat dan dari tubuh Partai Golkar sendiri agar Mbak Tutut kembali berlabuh ke Golkar," kata Agus melalui keterangan tertulis, kamis (21/8/2025).


Agus mengatakan Pak Harto sendiri merupakan penggagas dan pendiri Partai Golongan Karya yang awalnya merupakan Sekber Golongan Karya yang dibentuk bersama Suhardiman pada 20 Oktober 1964.


"Mbak Tutut itu tidak haus akan kekuasaan, tetapi dengan kembali ke Golkar tentu akan lebih mewarnai jalannya roda partai," lanjutnya.


Menurut Agus, terlepas dari dukungan istana, wacana kembalinya Mbak Tutut ke parpol berkelir kuning bakal lebih mewarnai Partai Golkar dalam dinamika politik nasional.


"Mbak Tutut tentu diharapkan ikut mengembalikan maruah Partai Golkar sekaligus turut serta dalam menyukseskan pembangunan nasional di bawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran," tuturnya.


Jika nantinya Mbak Tutut benar-benar bergabung kembali ke Partai Golkar, kata Agus, artinya ada anak ideologis dan anak biologis Presiden kedua RI HM Soeharto di parpol penguasa orde baru tersebut.


Selain itu, Agus menilai bahwa Partai Golkar sejak era reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan. 


Dari sebelumnya berorientasi pada tokoh, sekarang pada kader.


"Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar siapa pun dia. Ini pintu masuk dan sudah waktunya Mbak Tutut kembali mengurus lagi Partai Golkar yang didirikan bapaknya," ujar Agus.


Namun, tantangan Mbak Tutut menurutnya tidak mudah. 


Putri sulung mendiang Pak Harto itu harus mampu melakukan pendekatan dengan kader-kader Golkar untuk bergabung kembali.


Di sisi lain, Mbak Tutut juga memiliki beban sejarah karena akan banyak pihak yang bakal melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru.


Namun, Agus secara objektif menyatakan selain ada kekurangan, banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Soeharto, seperti RI mencapai swasembada pangan hingga RI menjadi macan asia dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi masa itu.


Sumber: Fajar

Komentar