Rismon Bongkar Pengakuan di Balik Layar Eks Rektor UGM: Cabut Ucapan Karena Diteror Relawan Jokowi?

- Jumat, 08 Agustus 2025 | 14:15 WIB
Rismon Bongkar Pengakuan di Balik Layar Eks Rektor UGM: Cabut Ucapan Karena Diteror Relawan Jokowi?




MURIANETWORK.COM - Ahli Digital Forensik, Rismon Hasiolan Sianipar mengungkap pengakuan 'di balik layar' mantan Rektor UGM, Sofian Effendi meski telah menarik ucapan soal ijazah mantan Presiden Jokowi.


Berdasar keterangannya di sebuah siniar yang tayang di Youtube, Rismon menyebut jika Sofian meminta agar perjuangannya tetap dilanjutkan.


Dalam siniar tersebut, Rismon awalnya mengungkap alasan Sofian Effendi mencabut ucapannya soal Jokowi karena diintimidasi. 


Dia bahkan mengungkap pihak yang mengancam akan mempolisikan Sofian Effendi itu adalah kelompok relawan Jokowi.


"Bayangkan kalau seorang rektor saja 2002 sampai 2007 bisa dengan enteng diancam. Padahal itu harusnya menjadi bukti petunjuk oleh kepolisian, malah diancam dilaporkan," ujar Rismon dalam sebuah siniar yang dipantau pada Jumat (8/8/2025).


"Tetapi di balik layar, Profesor Sofian Effendi mengatakan lanjutkan untuk menegakkan kebenaran, itu di belakang layar gitu. Bisa kita konfirmasi," sambungnya.


Dia pun memaklumi alasan Profesor Sofian Effendi yang mencabut pernyataannya soal ijazah Jokowi karena ditakut-takuti akan dilaporkan ke polisi.


"Oleh karena itu, ya kita maklumi aja-lah Profesor Sofian Effendi sudah usia 80 tahun ya. Apalagi diancam, dilaporkan berurusan dengan polisi, tim apanya ini? Relawan-relawannya, bayarwan-bayar Jokowi ini," bebernya.


Lebih lanjut, Rismon juga mengungkap informasi soal Sofian Effendi diperiksa selama 12 jam oleh aparat kepolisian. 


Namun, dia berharap Profesor Sofian tidak mengalami intimidasi ketika diperiksa oleh polisi.


"Dan info terakhir Bang Profesor Sofyan Effendi diperiksa 12 jam enggak tahu oleh Polda DIY atau Polda Metro, 12 jam. Jadi mudah-mudahan itu pemeriksaan untuk mencari bukti petunjuk bukan bukti-bukti intimidasi gitu loh," bebernya.


Lantaran disebut-sebut menerima ancaman, Rismon mengharapkan adanya dukungan besar dari publik kepada Profesor Sofian Effendi.


"Kita berharap Profesor Sufyan Effendi tetap tegak. Oleh karena itu, civil society kita harus kuat dong, harus bisa menyuarakan juga mendukung Profesor Sufan Effendi untuk mencari kebenaran ini," mintanya.


Diketahui, Sofian Effendi sebelumnya membuat pernyataan kontroversial karena menyebut Presiden ke-7 RI, Jokowi tidak pernah lulus dari Fakultas Kehutanan UGM


Ia bahkan menyebut ijazah Jokowi palsu dan mempertanyakan keabsahan data akademik yang dimiliki mantan Wali Kota Solo itu.


Ucapan itu disampaikan langsung di depan Rismon. 


Namun setelah viral dan memicu polemik, Sofian mendadak mencabut seluruh pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf.


Blak-Blakan! Pengakuan Rismon Sianipar Pilih Jokowi di Pilpres 2014, Tak Percaya 'Dimanfaatkan' Dalam Kasus Ijazah




MURIANETWORK.COM - Ahli digital forensik, Rismon Sianipar, mengaku mencoblos atau memilih Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pemilihan presiden (Pilpres) pada tahun 2014 yang lalu.


Pengakuan tersebut Rismon ungkapkan pada saat berdebat dengan mantan guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Koentjoro, mengenai keaslian ijazah Jokowi.


"Saya pilih sendiri Pak Jokowi, saya memilih Pak Jokowi di 2014," kata Rismon, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (2/8/2025).


Rismon menegaskan bahwa dirinya memiliki hak untuk mengetahui apakah ijazah Jokowi digunakan untuk mendaftar sebagai calon presiden (capres) selama dua periode.


"Saya warga negara, pembayar pajak, saya juga citivitas akademika UGM. Menurut Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, saya punya hak apakah benar ijazah Pak Jokowi itu dipakai untuk capres itu," ujarnya.


"Dan dalam kertas suaranya, di situ Insinyur Joko Widodo. Itu hak saya sebagai warga negara. mungkin jutaan juga ingin memastikan apakah ijazah itu benar-benar ada sesuai proses akademik yang dilaluinya," tuturnya.


Rismon berpandangan bahwa ijazah Jokowi berhak diketahui keasliannya karena telah digunakan untuk mendapat posisi jabatan sebagai presiden selama 2 periode, 2014-2019 dan 2019-2024.


"Ijazah itu pernah dipakai untuk mendapatkan dua kali presiden itu harus menjadi domain publik," kata dia.


Rismon Sianipar tidak pernah dirinya dimanfaatkan oleh Jokowi terkait dengan perkara ijazah ini.


Koentjoro menyebut bahwa Rismon Sianipar dan kawan-kawan bisa jadi alat untuk melambungkan nama Jokowi dalam perkara ijazah.


Hal itu bisa terjadi, kata Koentjoro, karena dalam politik membutuhkan panggung agar namanya terus dikenal publik.


"Kalau saya sayang pada Pak Rismon, saya justru khawatir bang rismon dimanfaatkan. Politik itu butuh panggung," ujar Koentjoro.


"Betul anda punya sukses, anda telah menciptakan post-truth di Indonesia seperti ini karena banyak dukungan," sambungnya.


Menurut Koentjoro, isu ijazah yang diungkit-ungkit oleh Rismon cs ini dapat membuat nama Jokowi makin dikenal.


Kebalikannya, jika isu ini tidak terlalu diungkit, bisa jadi nama Jokowi tenggelam.


"Jangan-jangan nanti dimanfaatkan malah kepentingan oleh mereka karena ada panggung-panggung politik. Bisa jadi Pak Jokowi sendiri memanfaatkan," Ketua Dewan Guru Besar UGM 2018-2021 itu.


"Itu adalah panggung yang membuat Pak Jokowi semakin dikenal. Barangkali kalau isu (tidak) terkenal mungkin nama pak Jokowi sudah mulai tenggelam," lanjut Koentjoro.


Rismon Sianipar dengan tegas membantah semua pernyataan yang diungkapkan oleh Koentjoro itu.


Ia tidak percaya dimanfaatkan Jokowi dalam kasus ijazah ini.


"Saya tidak percaya statementnya Profesor Koentjoro," ujar Rismon.



Sumber: Suara

Komentar