MURIANETWORK.COM - Politik dinasti yang berkembang di era Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi, terutama dengan terpilihnya Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden 2024, berpotensi menjadi salah satu variabel yang mengancam keutuhan Indonesia pada 2030.
Pengamat politik dan militer, Selamat Ginting menyoroti bahwa Presiden Prabowo Subianto pernah menyampaikan kekhawatiran tentang potensi bubarnya Indonesia pada 2030 saat kampanye Pemilu 2019. Ia menilai kondisi saat ini justru memperkuat indikasi tersebut.
"Jika dianalisis secara strategis maka dinasti politik Jokowi berpotensi menjadi salah satu variabel Indonesia akan cepat bubar pada 2030, ini yang harus kita lawan," kata Ginting seperti dikutip redaksi lewat kanal YouTube Abraham Samad, Jumat Mei 2025.
Menurutnya, pengangkatan Gibran yang dinilai melalui proses konstitusional yang dipaksakan, menimbulkan perdebatan tajam mengenai moralitas kekuasaan dan penyalahgunaan institusi negara.
Ginting juga menyebut bahwa hal ini menjadi ancaman serius terhadap masa depan demokrasi di Indonesia.
"Jika tidak dikendalikan apa yang diucapkan Prabowo bisa terjadi, karena itu kita harus berpikir bersama," kata Ginting.
Ia menambahkan, permintaan sejumlah purnawirawan agar ada pergantian wakil presiden justru mencerminkan sikap demokratis dan kepedulian terhadap masa depan bangsa, bukan pragmatisme politik.
"Justru yang demokratis itu para purnawirawan yang peduli, bukan yang pragmatis dan hanya bisa menuding-menuding kampungan," pungkas Ginting. (*)
Artikel Terkait
Prabowo Kangen Nasi Goreng Megawati, Mensesneg: Pertemuan Segera Diatur
Jika Gibran Dimakzulkan, Dua Nama Ini Disebut Cocok Jadi Wapres!
Sebut Pengusul Makzulkan Gibran Kampungan, Pakar Politik Selamat Ginting: Luhut Pragmatis & Penjilat!
Ketua KPU: Kami Tak Punya Waktu untuk Cek Ijazah Peserta Pemilu Asli Apa Tidak