Dukungan Keluarga yang Awalnya Berliku
Astrid Florensia, ibu Joyce, adalah sosok pertama yang percaya pada bakat anaknya. Ia bercerita bahwa awalnya sang suami kurang setuju dengan pilihan Joyce untuk bermain sepak bola.
Perubahan sikap sang ayah terjadi setelah Joyce tampil memukau di Milklife Soccer seri pertama dan berhasil membawa timnya meraih posisi juara tiga. Sejak momen itulah, dukungan dari keluarga pun mengalir deras.
"Saya memang mendukung Joyce dari awal. Awalnya suami saya tidak setuju dengan alasan 'cewek main bola ngapain'. Namun, setelah melihat Joyce latihan dengan serius, hati suami saya pun luluh," kenang Astrid.
Wadah Pencarian Bakat Muda Berbakat
Head Scouting Talent Milklife Soccer Allstar Solo, Coach Maya, menegaskan bahwa ajang ini merupakan wadah penting untuk menemukan bibit-bibit muda potensial. Ia bahkan mendapat arahan khusus dari pelatih Timo Scheunemann untuk melakukan seleksi secara ketat.
"Arahan dari Coach Timo jelas, kualitas pemain harus lebih baik dari series 1 dan 2. Jika ada anak yang menonjol, kami catat. Saat ini sudah ada 15 pemain yang kami pantau untuk kelompok usia KU-10 dan KU-12," jelas Coach Maya.
Coach Maya menambahkan bahwa target utama timnya adalah kembali menembus babak final sekaligus mengasah kemampuan anak-anak agar tampil percaya diri di lapangan hijau.
"Kami ingin masuk final lagi, selebihnya biar anak-anak menari dengan indah di atas lapangan," pungkasnya.
Artikel Terkait
Jadwal Final Hylo Open 2025 Malam Ini: Jonatan Christie & 2 Wakil Indonesia Berebut Gelar
Persib Bandung vs Bali United: Analisis Kemenangan Penting & Peran Kartu Merah Mirza Mustafic
Indonesia Juara Dunia Woodball 2025: Peringkat 1 Putra & Putri
Bali United Kalah 1-0 dari Persib Bandung, Andrew Jung Jadi Pahlawan Kemenangan