Di ruang konferensi pers, pelatih Arema, Marcos Santos, terlihat jelas kecewanya. Ia merasa timnya tak pantas kalah. "Semua tahu kami bermain bagus," ujarnya dengan nada getir.
Menurutnya, masalah utama ada pada transisi saat mereka unggul jumlah pemain. Arema memang mendominasi, tapi satu momen krusial justru dimanfaatkan lawan. Penguasaan bola Muhammad Rafli yang terlepas langsung dibalas Persita dengan serangan balik cepat yang mematikan.
Marcos juga mengakui ketumpulan lini serangnya. Kehilangan Dalberto sebagai pencetak gol utama terasa sekali dalam dua laga kandang terakhir. Dedik Setiawan sempat membawa harapan lewat bola yang masuk gawang, tapi wasit Asep Yandis membatalkannya usai cek VAR.
Ia pun meminta maaf kepada Aremania. "Kami seharusnya bisa lebih baik, tapi kami tak kasih yang terbaik untuk mereka," katanya. Tanggung jawab atas situasi ini ia serahkan sepenuhnya ke manajemen, sambil tetap meyakini pemainnya telah memberikan segalanya.
Akibat kekalahan ini, posisi Arema di klasemen sementara Super League merosot ke urutan 11. Mereka cuma mengumpulkan 18 poin. Di sisi lain, tiga poin berharga dari Kanjuruhan justru mendongkrak Persita ke papan atas, duduk di posisi lima besar dengan 25 poin. Sebuah perbedaan nasib yang tajam dari satu malam yang sama.
Artikel Terkait
Arsenal Hancurkan Aston Villa 4-1, Kokohkan Tahta di Puncak Klasemen
Mencari Ketenangan? Coba Lempar Kail ke Air
BWF Restui Gregoria Tunjung Rehat dari Turnamen demi Lawan Vertigo
Ducati Akui Ketidakberuntungan Jadi Beban Berat Bagnaia di MotoGP 2025