Evaluasi Gelar Pahlawan Nasional: Perlukah Tradisi Tahunan Dihentikan?

- Rabu, 12 November 2025 | 18:45 WIB
Evaluasi Gelar Pahlawan Nasional: Perlukah Tradisi Tahunan Dihentikan?

Dampak Politis dan Regional

Tradisi pemberian gelar tahunan telah menciptakan dinamika politis yang kompleks. Diskusi tentang kelayakan calon pahlawan sering kali lebih bersifat politis daripada akademis, melibatkan lobi-lobi, aspirasi lokal, dan bahkan pertimbangan elektoral. Sejarah menjadi medan kontestasi identitas yang dikemas dalam format penghargaan, sementara pahlawan sejati justru bekerja dalam kesunyian tanpa menuntut pengakuan.

Kebutuhan akan Visi Masa Depan

Kecenderungan untuk terus melihat ke belakang dapat menghambat kemampuan bangsa dalam memandang ke depan. Negara-negara seperti Korea Selatan, Vietnam, dan Rwanda menunjukkan bahwa membaca masa lalu secukupnya sambil fokus pada pembangunan masa depan adalah kunci kemajuan. Krisis identitas sesungguhnya bukan disebabkan oleh kurangnya pahlawan, melainkan oleh minimnya orientasi dan visi masa depan yang jelas.

Reformulasi Konsep Kepahlawanan

Generasi muda saat ini cenderung lebih tertarik pada tokoh-tokoh kontemporer seperti pendiri startup, content creator, dan aktivis lingkungan. Ini bukan kesalahan, tetapi indikasi bahwa konsep kepahlawanan perlu dirumuskan ulang agar relevan dengan semangat zaman. Pahlawan masa kini dapat berupa guru di daerah terpencil, tenaga kesehatan di wilayah konflik, atau inovator teknologi ramah lingkungan.

Rekomendasi Perbaikan Sistem

Beberapa langkah perbaikan dapat dipertimbangkan, termasuk membatasi frekuensi pemberian gelar menjadi lima tahun sekali dengan seleksi yang lebih ketat dan transparan. Media massa juga perlu berperan dengan mengangkat kisah-kisah inspiratif warga biasa yang membuat perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Penghormatan yang mendalam dan jujur lebih bernilai daripada seremonial yang berulang tanpa makna baru.

Penutup: Menemukan Keseimbangan

Sejarah seharusnya menjadi fondasi untuk melangkah ke depan, bukan tempat tinggal yang membuat kita terpaku. Kita tidak perlu melupakan jasa pahlawan, tetapi perlu mengevaluasi cara kita menghormati mereka. Bangsa yang benar-benar besar adalah bangsa yang mampu menghargai masa lalu sambil terus mencipta masa depan yang lebih baik. Semangat kepahlawanan yang sesungguhnya terletak pada tindakan nyata, bukan hanya dalam seremonial tahunan.


Halaman:

Komentar